jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong pengembangan peternakan modern berbasis teknologi presisi yang mampu memproduksi kebutuhan dalam negeri secara konsisten sebagai jurus jitu yang akan menjadi program prioritas 2023.
"Peternakan modern harus kita dorong, misalnya kandangnya tidak bau, setiap hari berproduksi dan kandangnya sudah terintegrasi dengan pengolahan," Mentan SYL saat membuka Rapat Koordinasi Teknis Nasional (Rakorteknas) Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Rabu (25/1).
BACA JUGA: Mentan Syahrul Dorong Pengembangan Pertanian Terpadu di Bogor, Ini Tujuannya
Terkait permodalan, dia berharap bisa menggunakan kredit usaha rakyat (KUR).
Menurut Mentan SYL, peternakan dunia saat ini dalam kondisi yang terpuruk akibat pakan ternak yang sulit lantaran cuaca ekstrem.
BACA JUGA: Lantik 31 Pejabat Pratama, Mentan SYL Minta Kerja Lebih Cepat
Dia menyampaikan kondisi tersebut terjadi di seluruh dunia yang berdampak langsung pada alur distribusi.
"Ini yang menyebabkan dunia mengalami inflasi tinggi. Namun ada 270 juta orang yang makan daging, ini harus dipikirkan dan menjadi tanggung jawab kita," ungkapnya.
BACA JUGA: Panen Raya Perdana Padi di Karawang Hasilnya Melimpah, Mentan SYL: Luar Biasa
Karena itu, Mentan SYL berharap kolaborasi dan sinergitas pemerintah daerah dan pusat terus diperkuat untuk menjaga produksi yang ada dalam menguatkan ketahanan produk ternak Indoensia.
Terutama dalam hal pembagian tugas dan fungsi kerja masing-masing unit kerja.
"Pembagian tugas sangat penting untuk menentukan langkah apa yang akan diambil. Misalnya dirjen apa, gubernur apa, kadis apa, direktur apa, dan lain-lain," paparnya.
Mentan SYL menyampaikan bagi-bagi tugas penting dan harus dikontrol efektivitasnya.
"Sekali lagi gunakan semua kekuatan kita untuk menjaga kebutuhan daging Indonesia," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah menambahkan pemerintah telah menyusun strategi dalam menghadapi krisis pangan dunia.
Strategi tersebut meliputi peningkatan kapasitas produksi pangan untuk komoditas daging sapi, kerbau, ayam ras, ayam buras, dan babi.
"Kami juga melakukan pengembangan terhadap pangan substitusi impor, seperti daging domba atau kambing dan itik untuk substitusi daging sapi," sebut Dirjen Nasrullah.
Di sisi lain, Kementerian Pertanian (Kementan) juga terus meningkatkan kapasitas produksi dan laju ekspor, seperti produk sarang burung walet, ayam, dan telur ayam ke berbagai negara di Asia.
"Kami akan mengembangkan komoditas ternak prioritas berbasis korporasi, presisi dan terintegrasi melalui sinergi pelaku usaha dengan program penyediaan ternak sepuluh juta ekor melalui pengembangan kambing ata domba, itik dan ayam," ujar Dirjen Nasrullah. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi