Mentan SYL Gulirkan Bantuan Integrated Farming Berbasis Korporasi di Boyolali

Jumat, 05 Maret 2021 – 21:50 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan) saat meninjau lahan pertanian di Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (5/3). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, BOYOLALI - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) berkomitmen memperkuat pengembangan integrated farming berbasis korporasi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah untuk meningkatkan perekonomian di tengah pandemi Covid-19.

Dengan demikian, Boyolali menjadi salah satu penggerak utama sektor pertanian di wilayah Jawa. Hal ini disampaikannya saat meninjau lahan pertanian di Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (5/3).

BACA JUGA: Perkuat Perekonomian, Kementan Gerakkan Padat Karya di Karanganyar

"Hari ini saya bersama Wakil Bupati Boyolali melakukan upaya-upaya optimasi semua lahan yang ada di Kabupaten Boyolali, lebih khusus lahan 5.000 hektare yang kami konsentrasi membenahi mulai dari varietas benihnya, pupuk dan tentu obat obatan, serta pengendalian hama yang ada," ungkap Yasin dalam keterangannya, Jumat.

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu mengungkapkan, selain melakukan gerakan pengendalian hama, Kementan juga turut menggulirkan program padat karya seperti memperbaiki irigasi saluran-saluran atau gorong-gorong yang ada.

BACA JUGA: Jokowi: Saya Ngomong Gitu Saja Ramai

Lahan eksisting juga akan dioptimalisasikan sehingga hasilnya lebih baik dan program ini sedang dicoba pengembangannya oleh Pemkab Boyolali.

"Kedua, masyarakat Boyolali tidak hanya hidup dari padi, jagung dan kacang-kacangan. Kami juga menurunkan di sini, di beberapa tempat rakyat harus bisa mengembangkan perkebunan kelapa di lahan lahan yang ada," katanya.

BACA JUGA: Sepertinya Papa SBY Sedang Pusing dan Kian Terbawa Perasaan

Mentan Syahrul menyebut sebanyak 20 ribu tanaman kelapa dan akan dijadikan skala ekonomi pada 2,5 tahun ke depan.

"Sebanyak 20 ribu kelapa bisa dijadikan skala ekonomi pada saatnya ada sekitar 2,5 tahun lagi. Kami bisa menghasilkan minyak kelapa, menghasilkan sabut kelapa, briket dari tempurung kelapa. Airnya jadi nata de coco yang  besok bisa menghasilkan," tutur Mentan SYL.

Tak hanya itu, dia menyebutkan bahwa Kementan juga menggulirkan penanaman jeruk. Hal ini menjadi peluang komoditi hortikultura untuk melakukan pendekatan. sehingga kebiasaan masyarakat yang sebelumnya hanya satu komoditi untuk menghidupinya sekarang ada itik, jeruk dan lainnya dengan percontohan.

"Sandaran lain yang kami harapkan dilakukan kabupaten seluruh Indonesia terutama Boyolali ini adalah penyerapan kredit usaha rakyat (KUR) yang memang Presiden RI Joko Widodo sudah siapkan untuk petani kita," katanya.

Dia juga berharap Boyolali akan menjadi lokomotif hadirnya akselerasi sektor pertanian yang berlapis untuk kemajuan sektor ini.

Dalam kesempatan sama, Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan mengapresiasi pendampingan Mentan SYL untuk pertanian Kabupaten Boyolali.

Tidak hanya itu, bantuan-bantuan juga digulirkan Kementan kepada petani Boyolali yang menambah semangat petani.

"Sekitar 30 persen dari masyarakat Boyolali merupakan petani dengan komoditas unggulan di antaranya padi,jagung,pepaya, bawang merah, cabai, kencur, dan jahe dan tentu saja susu sapi," katanya.

Wahyu menyebut, total luas panen padi 2021 ditargetkan 49 ribu hektare dengan produksi 280 ribu ton gabah kering atau setara dengan 161 ribu ton beras dengan jumlah penduduk Boyolali sebanyak 1 juta orang.

Apabila indeks konsumsi beras rata-rata 117.500 ton maka Boyolali akan menyumbang stok beras nasional sebesar kurang lebih 44 ribu ton.

Diketahui, Kabupaten Boyolali saat ini sedang memasuki musim tanam II dengan perkiraan luas tanam 10 ribu hektare dan saat ini luas tanam yang sudah ada sekitar 15 ribu hektare.

"Pada Januari-Februari sebelumnya ada serangan hama berupa WBC dan lainnya namun dengan hadirnya Pak Menteri sebagai komando gerakan pengendalian organisme pengganggu tanaman akan membangkitkan semangat petani Boyolali," tutup Wahyu.

Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan, Kementan akan terus mendorong upaya-upaya dalam mengakselerasi petani dengan mengembangkan korporasi petani di Kabupaten Boyolali.

Tahun 2021, Kementan menggulirkan bantuan dengan total 9,35 miliar diantaranya benih padi, alat pra dan pasca panen, bantuan pengembangan kawasan alpukat, jeru, aneka cabai, ternak itik, pakan serta bantuan padat karya.

"Untuk petani Boyolali jangan kasih kendor, kami bangun pertanian lagi menjadi Boyolali salah satu sentra pangan di Pulau Jawa," tandas Suwandi.(cr3/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler