jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor melahirkan banyak guru besar atau profesor.
Hal itu disampaikannya saat mengukuhkan Dosen Polbangtan Lukman Effendy sebagai Guru Besar di bidang penyuluhan.
BACA JUGA: Mentan SYL: Petani Muda Bisa Bergerak Diproduksi dan Pengolahan
“Sebuah institusi pendidikan akan semakin baik bila memiliki banyak Guru Besar. Oleh karena itu, saya mengharapkan Polbangtan bisa segera menghadirkan profesor-profesor lainnya setelah ini,” kata dia saat memberikan sambutan pada prosesi pengukuhan di Polbangtan Bogor, Bogor pada Jumat (17/2).
Menurut Syahrul, Polbangtan menjadi institusi yang sangat penting bagi bangsa.
BACA JUGA: Mentan SYL Ungkap Panen Padi di Wilayah Ini Paling Tinggi, Mantap
Polbangtan memiliki peran strategis karena pendidikan menjadi standar penting dalam pembangunan pertanian.
“Pendidikan berperan dalam membangun pertanian yang kokoh dan juga menjadikan Indonesia negara yang hebat,” tegasnya.
BACA JUGA: Mentan SYL Buka Peluang Hilirisasi Cokelat dalam Negeri Tembus Perhotelan
Eks gubernur Sulsel itu juga berharap Polbangtan hadir di setiap provinsi. Ke depannya, Polbangtan bisa memiliki coaching clinic bagi para penyuluh.
“Bisa memperbaiki keadaan jika intelektual kami perkuat. Pertanian membutuhkan akselerasi. Pertanian tidak boleh ada campur tangan. Kami tidak boleh main-main dengan pertanian,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa SYL itu juga merespons orasi ilmiah yang disampaikan Lukman yang berjudul Penyuluhan: Pendidikan bagi Petani untuk Ketahanan Pangan Berkelanjutan.
Syahrul menyebutkan penyuluh memiliki peran penting di sektor pertanian.
“Untuk itu, riset harus terus dikembangkan. Penyuluhan pun harus bisa memanfaatkan sistem digital,” terangnya.
Pada orasi ilmiahnya, Lukman Effendy menyebutkan untuk mencapai ketahanan pangan berkelanjutan, diperlukan petani yang memiliki kemampuan dalam mengelola usaha tani secara menyeluruh.
“Tidak hanya kemampuan budi daya, akan tetapi harus mempersiapkan sarana produksi, pemilihan teknologi yang dianjurkan, pengelolaan pertanaman, penanganan panen dan pascapanen, serta pemasaran hasil,” papar Lukman.
Untuk menguatkan kemampuan petani tersebut, penyuluhan perlu terus diperbaiki, baik dari sisi metode hingga media penyampaiannya.
“Kami harus perbaiki penyuluhannya. Materi penguluhan mesti diformulasi sesuai kebutuhan petani, bukan berdasarkan keinginan,” jelasnya.
Lukman juga menyebutkan media penyuluhan yang digunakan tidak hanya media konvensional. “Kami juga harus memanfaatkan media sosial berbasis internet,” pungkasnya. (Tan/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Jamin Stok Beras Ramadan Aman
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga