Mentan SYL Minta Petani Milenial Ikuti Paradigma Dunia Digital

Kamis, 16 April 2020 – 15:43 WIB
Foto: kiriman dari BPPSDMP

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta generasi milenial pertanian memanfaatkan paradigma baru dunia digital dalam mengembangkan perihal bertani.

"Pertanian sekarang tak lagi sama dengan pertanian di masa lalu. Di era digital seperti sekarang sektor pertanian juga beradaptasi dengan teknologi 4.0 untuk menjawab tantangan ke depan. Di situlah peran serta generasi milenial,“ ujar Mentan Syahrul saat mengukuhkan 67 orang Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan melalui AWR, Senin (13/4) lalu.

BACA JUGA: Kepala BPPSDMP: Kostratani Program Pemerintah untuk Sejahterakan Rakyat

Shofyan Adi Cahyono, salah satu Duta Petani Milenial asal Semarang memulai bisnisnya sejak usia belasan tahun, hingga sekarang menjadi pengusaha pertanian yang sukses.

Sebagai Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Citra Muda dan pendiri P.O Sayur Organik Merbabu (SOM), Shofyan juga menjalani profesi sebagai konsultan pertanian, fasilitator dan asesor pertanian organik di Lembaga Sertifikasi Profesi Pertanian Organik (LSPPO) Jakarta.

BACA JUGA: Kepala BPPSDMP Kementan Apresiasi Anak Muda Bertani

Dia mengaku bangga Kementan telah memilihnya, karena dengan menjadi duta petani millenial bisa lebih banyak mengenal orang-orang hebat dan yang lebih penting dia bisa menularkan ilmu dan pengalamannya untuk memotivasi petani muda yang lain.

“Pertanian telah membawa saya, ke Taiwan untuk belajar pertanian organik, Pertanian pula yang menuntun saya bertemu dengan tokoh-tokoh penting di Indonesia bahkan sampai ke Presiden Jokowi,“ ucapnya.

BACA JUGA: Mentan SYL Pastikan Stok Pupuk Bersubsidi Tetap Tersedia di Tengah Pandemi Corona

Memulai bisnis menjual sayur organik sejak 2014, kini dia bisa menikmati manisnya berbisnis di sektor pertanian. 

P.O Sayur Organik Merbabu (SOM) yang digagasnya sudah memasarkan 50 jenis sayuran organik kesejumlah daerah di pulau Jawa hingga Kalimantan bahkan sampai ke negara Singapura dengan omzet mencapai Rp. 60 juta sebulan.

“Rencana ke depan kami akan tetap fokus dipertanian organik dengan mengembangkan bisnis, menjalin relasi, kemitraan serta membuat konten-konten seputar pertanian organik supaya pertanian organik dapat lebih dikenal masyarakat terutama petani muda,” tuturnya.

Terkait hal ini, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan peningkatan petani pengusaha milenial sebagai upaya Kementan untuk mempercepat Regenerasi Petani. Bahkan petani pengusaha milenial ini juga didorong untuk ekspor.

“Turunnya jumlah petani berusia muda akan menimbulkan krisis petani, oleh karenanya regenerasi petani mutlak dilakukan karena mereka paling berperan sangat strategis didalam pembangunan pertanian Indonesia kedepan, di era modern, era 4.0, karena mereka dipastikan melek teknologi dan cerdas,“ tandas Dedi. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler