jpnn.com, KENDARI - Menteri Pertanian Amran Sulaiman memerintahkan investor pabrik gula untuk memberdayakan tenaga kerja lokal. Perintah ini menjadi salah satu klausul pembangunan 10 pabrik gula yang saat ini tengah diprogramkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
“Kami minta prioritaskan tenaga kerja lokal Sulawesi Tenggara. Kecuali tenaga kerja khusus. Bukan syarat, tapi aku perintahkan. Jangan disyaratkan,” kata Mentan Amran usai menghadiri pengukuhan guru besar di Auditorium Mokodompit, Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (2/10).
BACA JUGA: DPR Apresiasi Mentan Bangun Pabrik Gula di Sulawesi
Lihat: Genjot Swasembada Gula, 10 Pabrik Dibangun
Amran memastikan, setiap pembangunan pabrik gula dengan kapasitas 10 ribu TCD (ton cane per day) dan nilai investasi Rp 4 triliun akan menyerap tenaga kerja sebanyak 10 ribu. Lahan yang sudah disiapkan sekira 30 ribu hektare.
BACA JUGA: Kementan Kawal Serapan Beras di Eks Karesidenan Pekalongan
Dari rencana 10 pembangunan pabrik gula, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara menjadi daerah yang keenam. Sebelumnya ada di Dompu (Nusa Tenggara Barat), dua pabrik di Jawa Timur dan Lampung. Satu lagi pabrik yang siap melakukan penggilingan adalah di Kabupaten Ogan Kemiring Ilir, Sumatera Selatan.
Bahkan, Mentan Amran berencana untuk membangun satu lagi pabrik gula di Sultra yang lokasinya di Konawe Selatan.
BACA JUGA: BPS: September 2017, Bahan Makanan Deflasi 0,53 Persen
“Lokasinya di Bombana, kalau bisa di Konawe Selatan,” tegas Menteri Amran.
Menteri Amran pun berharap agar iklim investasi di Sultra tetap dijaga demi suksesnya pembangunan pabrik gula di Sultra. Dia mengungkapkan, salah satu yang menghambat pembangunan dan membuat investor mengurungkan niat menanamkan modalnya adalah kegiatan demonstrasi.
“Sultra ini masuk kategori peringkat enam yang paling banyak melakukan demonstrasi. Kalau ada LSM, mahasiswa tanya-tanya, tahan dulu, demonya ke wilayah sana. Kalau perlu aku kasih wilayah dengan pak rektor kita sponsori, kita kasih demo di pinggir laut. Jangan kesana (pabrik) mengganggu mereka (investor)," katanya.
Pria alumnus Universitas Hasanuddin mengatakan, pembangunan pabrik gula tidak hanya sebagai wujud dari program swasembada gula tapi juga merupakan bentuk pengabdiannya kepada Sultra.
“Saya delapan tahun tinggal di sini (Sultra). Biarkan saya mengabdi di daerah ini supaya ada yang terlihat di masa jabatan saya,” katanya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Pimpin Indonesia Pada Pertemuan Tingkat ASEAN
Redaktur : Tim Redaksi