jpnn.com, MOJOKERTO - Kementerian BUMN melalui Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melakukan transformasi pangan.
Langkah yang dilakukan, salah satunya dengan melakukan restrukturisasi menyeluruh terhadap bisnis gula PTPN Group.
BACA JUGA: Paham Roadmap Ekonomi Indonesia, Erick Thohir Disebut Cawapres Potensial
Hal itu diharapkan akan mendukung percepatan swasembada gula untuk kedaulatan pangan, serta mendorong terwujudnya energi baru terbarukan (EBT).
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, salah satu program prioritas pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, selalu menekankan pembangunan ekosistem, di mana Indonesia harus dapat mengatasi ketergantungan terhadap rantai pasok dunia, khususnya untuk sektor pangan dan energi.
BACA JUGA: Kebijakan Jokowi Dinilai Berhasil Menjaga Perekonomian RI dari Guncangan Global
“Pak Presiden selalu mendorong agar ada solusi. Dan karena itu kani sekarang terus mendorong bagaimana hilirisasi industri gula ini sudah menjadi kenyataan dan bukan hanya sekadar rencana,“ ujar Erick, dalam Kick off Revitalisasi Industri Gula Nasional untuk Ketahanan Pangan dan Energi, di Mojokerto, Jawa Timur, Senin (10/10).
Peresmian tersebut, menandai dimulainya penataan organisasi PTPN Group melalui pembentukan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), yang akan berperan besar dalam mendukung ketahanan pangan dan energi.
BACA JUGA: Dinilai Membawa Kemajuan Untuk Desa, Ganjar Pranowo Didukung Warga Babel jadi Presiden 2024
“Pembentukan PT SGN ini membuktikan bahwa BUMN siap membangun ekosistem bisnis di tengah ketidakpastian industri pangan dan global,” ujarnya.
Erick menyampaikan, transformasi dari Holding Perkebunan Nusantara sejatinya sudah berjalan dengan baik. Pembentukan PT Sinergi Gula Nusantara (SugarCo), PT Sinergi Sawit Nusantara (PalmCo), dan PT Aset Manajemen Nusantara (SupportingCo), merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional yang terus dikawal oleh pemerintah.
“Ini merupakan komitmen dari negara untuk memastikan bahwa ketiga proyek tersebut dapat berjalan dengan baik,” tandasnya.
PT SGN atau SugarCO, merupakan wujud dari akselerasi transformasi bisnis di Holding Perkebunan Nusantara yang berasal dari penggabungan aset-aset perusahaan perkebunan tebu milik PTPN Group, yakni PTPN II, PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII dan PTPN XIV.
“Kami telah menyusun rencana aksi, pencapaian, dan tindak lanjut terhadap integrasi PTPN Group, khususunya melalui SugarCo, guna mewujudkan swasembada gula konsumsi pada 2028 dan gula industri pada 2030, peningkatan kesejahteraan petani tebu melalui peningkatan produktivitas dan rendemen, juga menjaga stok gula konsumsi untuk stabilisasi harga,” ujar Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani.
SugarCo, merupakan wujud dari akselerasi transformasi bisnis di holding klaster perkebunan dan kehutanan, selain PalmCo dan SupportingCo.
Sebagai entitas tunggal dari 36 pabrik gula (PG) milik PTPN Group, SugarCo akan menjadi perusahaan gula terbesar di Indonesia dengan proyeksi pengembangan lahan tebu nasional dengan berkolaborasi dengan Perhutani dan petani tebu hingga mencapai 700 ribu hektare di 2030 mendatang.
Menurut Abdul Ghani, sejalan dengan peningkatan produktivitas gula, baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi, maka akan meningkatkan potensi produksi bioethanol berbasis tebu dengan target sebanyak 1,2 juta kiloliter pada 2030.
Hal ini, menjadi penting untuk substitusi kebutuhan impor minyak mentah yang dapat digunakan untuk bauran energi kendaraan yang ramah lingkungan.
Langkah PTPN Group dalam pengembangan bioethanol, sejalan dengan sustainable energy transition yang menjadi salah satu agenda prioritas G-20 di Bali, selain global health architecture dan digital transformation.
“Tentunya, ini akan memberikan alternatif bagi negara untuk mengurangi beban ketergantungan impor bahan bakar fosil, yang juga akan bermuara pada ketahanan nasional di sektor energi,” jelasnya.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendapatan Premi BRI Life Kuartal III 2022 Meningkat Sebegini, Wow
Redaktur & Reporter : Yessy Artada