jpnn.com, JAKARTA - Paguyuban Pegawai Arsip Nasional Indonesia (ANRI) menyebut banyak kejanggalan dalam proses seleksi jabatan kepala ANRI.
Ketua Paguyuban Pegawai ANRI Fauzan Anyasfika mengatakan, kejangalan yang terjadi mulai dari perubahan mendadak metode pelaksanaan dari online menjadi offline tanpa mempertimbangkan kepentingan dan jarak para kandidat hingga tidak independennya assesor.
BACA JUGA: Presiden Diminta Turun Tangan Sikapi Anomali di Internal ANRI
“Tidak adil dalam penentuan makalah yang hendak dibahas. Bahkan, ada makalah kandidat yang diklaim atas nama kandidat lain dan tidak ada kesempatan untuk memprotes,” ujar Fauzan dalam siaran persnya, Jumat (16/4).
Untuk itu, dia meminta agar Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo selaku pemilik otoritas dapat melakukan audit pelaksanaan dan penilaian terhadap Panitia Seleksi (Pansel) dan asesor.
BACA JUGA: Pengamat Ungkap Anomali Reformasi Birokrasi Di ANRI
Dia juga berharap Menpan RB dapat melakukan objektifikasi atau pencarian kebenaran terhadap laporan mengenai para assesor dari berbagai sumber juga selektif dalam laporan Pansel Kepala ANRI mengenai tiga nama terpilih.
“Kami berharap sistem seleksi yang adil, akuntabel, dan transparan akan menghasilkan kepemimpinan yang bergelimang cahaya kebenaran,” kata Fauzan. (cuy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
BACA JUGA: ANRI Mengaku Masih Mencari Naskah Asli Supersemar
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan