Menteri ESDM dapat Kritik Keras karena Data Lifting Minyak, Ada Apa Sebenarnya?

Rabu, 07 Juni 2023 – 14:09 WIB
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengkritik Menteri ESDM, Arifin Tasrif terkait data target lifting minyak yang dipaparkan dalam rapat kerja di DPR. Ilustrasi: Humas Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengkritik Menteri ESDM, Arifin Tasrif terkait data target lifting minyak yang dipaparkan dalam rapat kerja di DPR, Senin (5/6).

Dia meminta agar Arifin tidak melakukan kebohongan publik terkait data tersebut.

BACA JUGA: Optimistis Target Lifting Minyak 1 Juta Barel per Hari Terpenuhi

"Jangan berkelit. Jangan paparkan kebohongan publik dengan menyatakan, bahwa angka lifting minyak sebesar 652 ribu barel per hari pada bahan paparannya sebagai kesalahan typo," beber Mulyanto dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (6/6).

Menurut Mulyanto, angka-angka lifting minyak tersebut konsisten, baik di dalam draft dokumen paparan awal maupun dalam dokumen final usulan lifting minyak dari pihak pemerintah.

BACA JUGA: Pimpinan SKK Migas Dirombak, Yulian Gunhar Ingatkan soal Lifting Minyak dan Gas

Tidak ada koreksi angka lifting minyak dari pihak pemerintah dalam dokumen-dokumen yang ada.

"Bahkan, dalam Laporan Menteri Keuangan di depan Sidang Paripurna DPR RI juga menetapkan asumsi lifting minyak bumi tahun 2024 sebesar 597 hingga 652 ribu barel per hari," terang Mulyanto. 

Karena itu, kata Mulyanto, Menteri ESDM jangan menyatakan angka itu sebagai kesalahan typo.

"Itu kebohongan publik namanya," tegasnya. 

Mulyanto mengatakan jika pemerintah berubah pikiran dan ingin mengubah angka lifting mintak itu, tentu dimungkinkan dalam pembahasan raker ini. 

Namun, kalau Menteri melakukan kebohongan publik dengan menyatakan angka lifting minyak yang tertera dalam dokumen tersebut adalah kesalahan typo, jangan lah.

"Itu tidak bagus bagi pendidikan politik masyarakat," ujarnya. 

Selain itu, Mulyanto mendesak pemerintah untuk konsisten dengan program lifting minyak satu juta barel per hari pada 2030.  

Pemerintah jangan memberi harapan palsu kepada masyarakat.

Pasalnya, mustahil visi itu tercapai kalau setiap tahun target lifting minyak terus turun dan realisasinya juga tidak mencapai seratus persen.

"PKS mendesak agar target lifting minyak pada 2024 lebih tinggi atau paling tidak sama dengan target lifting minyak di 2023 sebesar 660 barel per hari, agar terlihat upaya dan semangat kita untuk mengejar visi 1 juta barel per hari pada 2030. Kalau target-targetnya seperti ini, namanya loyo, menyerah sebelum bertanding," tegas Mulyanto.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler