Menteri Johnny Bicara Smart City Demi Menjawab Tantangan Kependudukan

Selasa, 14 Desember 2021 – 21:16 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate di ICE BSD Tangerang, Banten, Selasa (14/12). Dokumen Kemenkominfo

jpnn.com, TANGERANG - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyebut keberadaan smart city di Indonesia diperlukan untuk menjawab tantangan kependudukan pada tahun 2045.

Pasalnya, kata dia, pada tahun itu sebanyak 82,37 persen populasi akan hidup di pusat perkotaan akibat arus urbanisasi.

BACA JUGA: Menteri Johnny Paparkan Hasil Penelitian, Mengejutkan

"Melalui Gerakan Menuju Smart City menjadi salah satu upaya yang dilakukan oleh bersama yang diinisiasi oleh Kemenkominfo,” kata Johnny saat mengikuti acara Indonesia Smart City Conference, Forum Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), dan Pameran Smart City di ICE BSD Tangerang, Banten, Selasa (14/12). 

Sekjen Partai NasDem itu pun menyebut Kemenkominfo terus mendorong penerapan dan pengembangan kota cerdas melalui Gerakan Menuju Smart City.

BACA JUGA: Kemenko Marves: Target Tol Cisumdawu Harus Selesai Akhir 2021 Sesuai Arahan Presiden

Menteri Johnny menyatakan pengembangan smart city menjadi bagian dari utilisasi teknologi digital dalam pengelolaan kota modern. 

Terlebih lagi, penetrasi internet yang terus meningkat di Indonesia.

BACA JUGA: Indonesia Terima Vaksin AstraZenca, Kemenkoinfo Berharap Begini

Penetrasi internet di Indonesia pada awal Januari 2021 mencapai 73,3 persen dari jumlah populasi penduduk atau setara dengan 202,7 juta pengguna. 

"Maka utilisasi layanan digital secara nasional juga akan terus dan makin meningkat,” ungkapnya. 

Menkominfo mendorong pemerintah daerah untuk memanfaatkan teknologi digital, termasuk Internet of Things (IoT) dalam membuat terobosan baru atau smart solution

Sejalan dengan arus digitalisasi, hal itu dibutuhkan untuk meningkatkan produktifitas serta optimalisasi layanan pada masyarakat. 

Dia mengatakan teknologi internet of things akan mengalami perkembangan pesat di tahun 2025.

Saat itu diperkirakan 41,6 M perangkat IoT yang terpasang secara global. 

"Di Indonesia, jumlah perangkat IoT diperkirakan mencapai 400 juta perangkat di tahun 2022, dan akan meningkat menjadi 678 juta perangkat tahun 2025 dengan hadirnya 5G,” ujarnya. 

Menurut Menteri Johnny, nilai pangsa pasar IoT di Indonesia juga akan mengalami peningkatan sebesar dari Rp 355 triliun pada tahun 2022 dan mencapai Rp 557 triliun di tahun 2025. 

“Contoh, sebuah smart city atau kota cerdas dengan satu juta penduduk dapat menghasilkan 200 petabyte data setiap harinya,” kata dia.

Kepada pemerintah daerah, Menkominfo juga memaparkan upaya Pemerintah dalam menghadirkan teknologi 5G di Indonesia sebagai dukungan pengembangan ekosistem IoT di Indonesia. 

“Setelah lebih dari 11 kali testing, 5G sudah rollout di Indonesia, lisensi operasi komersial telah diberikan kepada tiga operator nasional dan saat ini sedang membangun di 9 kota aglomerasi yang tentu akan mendorong dan meningkatkan pemanfaatan IoT,” ujarnya.

Menteri Johnny menyatakan, pengembangan smart city di Indonesia pada 2021 diperluas menjangkau Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). 

Menurutnya, sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi Covid-19 dan Pemerintah fokus untuk mempercepat pemulihan sektor itu.

“Di mana jumlah wisatawan manca negara mengalami penurunan sebanyak 75 persen di tahun 2020, 12,91 juta pekerja mengalami penurunan jam kerja, dan 939 ribu pekerja kehilangan pekerjaan di sektor pariwisata,” ujarnya. (ast/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenkoinfo Rilis 15 Nama Dewas RRI, Berikut Daftarnya...


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler