Menteri Keuangan Beberkan Risiko Besar di Balik Pemulihan Ekonomi, Waspada!

Selasa, 30 November 2021 – 06:05 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan ada risiko baru di balik pemulihan ekonomi pada 2022. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan ada risiko baru di balik pemulihan ekonomi pada 2022.

Pasalnya, Menkeu melihat ada volatilitas harga komoditas di pasar global, tekanan inflasi yang bisa berdampak pada kenaikan suku bunga, hingga dinamika geopolitik.

BACA JUGA: Menteri Keuangan Hembuskan Angin Segar soal Kondisi Ekonomi

"Berbagai risiko baru itu harus dikelola agar tidak mengganggu laju pemulihan ekonomi dan reformasi struktural," ujar Menkeu Sri Mulyani saat Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2022.

Menurutnya, pemulihan ekonomi global dan domestik pada 2022 penuh ketidakpastian. Hal itu utamanya karena dinamika pandemi Covid-19 yang terus dibayangi oleh kemunculan varian-varian baru Virus Corona, seperti varian B.1.1.529 Omicron.

BACA JUGA: Menteri Keuangan Bertitah, Satga BLBI Bergerak, Siap-Siap!

Menteri Keuangan Terbaik 2020 versi Global Markets itu berharap penanganan penyebaran varian Virus Corona Delta yang terbukti efektif saat beberapa waktu lalu, dapat menjadi bekal bagi Indonesia agar dapat menangkal penularan varian-varian baru Covid-19.

“Keberhasilan pemerintah Indonesia kendalikan varian Delta dan terpeliharanya kewaspadaan, disiplin protokol kesehatan diharapkan akan menjadi bekal kuat dalam menghadapi ancaman baru varian baru Omicron," kata Menkeu Sri Mulyani.

BACA JUGA: Menteri Keuangan Ungkap Anggaran PEN 2022, Sebegini Angkanya

Oleh karena itu, Sri Mulyani menekankan instrumen fiskal pemerintah masih bersifat ekspansif dan mengakomodir kebijakan kontrasiklus (counter-cyclical).

Kendati demikian, harus tetap memperhatikan risiko, dan mengedepankan sustainabilitas fiskal dalam jangka menengah dan juga panjang.

Pemerintah menargetkan defisit APBN 2022 sebesar 4,85 persen dari Produk Domestik Bruto atau Rp 868 triliun. Defisit itu menurun dari outlook 2021 yang sebesar 5,2 sampai 5,4 persen PDB.

Perhitungan defisit APBN itu karena pagu pendapatan negara sebesar Rp 1.846,1 triliun dan belanja negara sebanyak Rp 2.714,2 triliun.

Tahun depan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen dibanding outlook pada 2021 yang sebesar 3,5 - 4 persen. (antara/pnn)

 

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler