Menteri Keuangan Menerawang Data Ekonomi, Harga Emas Justru Tergelincir

Senin, 01 November 2021 – 10:29 WIB
Menteri Keuangan AS menyebut inflasi terjadi karena pasokan terhambat dan tidak akan lama, harga emas juga akan stabil. Foto: ANTARA/Shutterstock/pri

jpnn.com, JAKARTA - Harga emas hari ini, Senin (1/11) turun tipis di perdagangan sesi Asia, tetapi menjadi fenomena yang memperpanjang kerugian sesi sebelumnya.

Harga emas terpengaruh penguatan USD setelah data menunjukkan kenaikan lain dalam inflasi yang memicu spekulasi bahwa Federal Reserve akan lebih cepat melakukan tapering.

BACA JUGA: Badai Tapering The Fed Mendekat, Harga Emas Mulai Morat-marit

Di pasar spot emas melemah 0,1 persen menjadi diperdagangkan diUSD 1.781,78 per ounce pada pukul 00.44 GMT.

Dilansir dari Antara, Harga emas berjangka AS juga merosot 0,1 persen menjadi diperdagangkan di USD 1.782,80 per ounce.

BACA JUGA: Harga Emas Naik Sedikit di Atas Level Psikologis, Bikin Deg-degan

USD stabil mendekati level tertinggi sejak 13 Oktober yang dicapai pada Jumat (29/10), membuat emas kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Data yang dirilis pada Jumat (29/10) menunjukkan juri masih tidak setuju dengan klaim The Fed bahwa lonjakan harga-harga saat ini bersifat sementara dan akan moderat seiring waktu.

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi naik bulan lalu melanjutkan laju inflasi pada tingkat yang tidak terlihat dalam 30 tahun.

Pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve akan berakhir pada Rabu (3/11).

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan dia masih melihat inflasi sebagai akibat sementara dari kemacetan rantai pasokan yang parah, dan memperkirakan inflasi akan normal pada 2022.

Hal itu dikatakan Janet pada Jumat (29/10).

Ekonomi zona euro berkembang pesat selama musim panas. Hal itu diketahui dari data hasil survei Bank Sentral Eropa (ECB) menunjukkan pertumbuhan yang diperkirakan sebesar 4,5 persen pada 2022.

Inflasi juga melampaui ekspektasi, membuat ECB makin pusing untuk merumuskan kebijakannya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler