Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Dedi Mulyadi Bicara Soal Ekspor Benur Pakai Kata Aneh

Rabu, 25 November 2020 – 18:30 WIB
Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI Dedi Mulyadi. Foto: ANTARA/HO-Fraksi Golkar DPR

jpnn.com, KARAWANG - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi angkat bicara terkait penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh KPK pada Rabu (25/11) dini hari.

Dedi Mulyadi menyesalkan dan mengaku prihatin atas peristiwa itu. Dedi berharap agar Edhy diberi kesabaran dan mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan baik.

BACA JUGA: Praka Marten Priadinata Dipecat dari TNI dan Dihukum 20 Tahun Penjara

"Kami berharap Pak Edhy bisa melewati masa sulit, diberi kekuatan dan ketabahan, sehingga mampu menyelesaikan seluruh persoalan yang dihadapi dengan baik," kata mantan Bupati Purwakarta dua periode ini.

Pihaknya dari Komisi IV saat ini masih menunggu pengumuman resmi dari KPK terkait kasus yang menjerat Menteri Edhy Prabowo.

BACA JUGA: Mbak DS Sewa Pembunuh Habisi Nyawa Suami

"Sangkaan apa yang disangkakan kepada Pak Edhy, kita menunggu pengumuman resmi KPK," katanya.

Dedi sendiri mengaku sudah sejak awal menyampaikan tidak setuju dengan ekspor benih lobster (benur) untuk kepentingan menjaga ekosistem laut.

BACA JUGA: Menteri KKP Edhy Prabowo Sudah Sering Diingatkan

"Saya secara pribadi dan sebagai Wakil Ketua Komisi IV, jauh-jauh hari sudah menolak ekspor benih lobster," kata Dedi Mulyadi melalui sambungan telepon seluler kepada Antara, di Karawang, Rabu.

Di antara alasan penolakan ekspor benih lobster, kata Dedy Mulyadi, karena benih lobster itu merupakan ekosistem laut yang harus dijaga keberadaan dan kesinambungannya.

Ada beberapa kabar yang menyebutkan kalau benih lobster di laut Indonesia mencapai miliaran ekor. Namun bagi Dedi Mulyadi berapa pun jumlahnya itu tidak penting. Hal terpenting ialah menjaga kesinambungan ekosistem benih lobster.

"Karena kalau benih lobster sudah dewasa, nelayan bisa menangkapnya dengan murah dan bisa menjualnya dengan mahal," kata Dedi Mulyadi

Alasan lainnya, lanjut dia, negara tujuan ekspor itu Vietnam. Sedangkan Vietnam merupakan kompetitor utama Indonesia di bidang kelautan. Negara tetangga itu memiliki teknologi yang memadai dalam budi daya benih lobster.

BACA JUGA: Pengin Taklukkan Hati Polwan Cantik, Rahmad Saputra Berbuat Nekat, Jangan Ditiru

"Teknologi yang dimiliki itu tidak berarti kalau tidak ada suplai bahan baku dalam bentuk benih. Jadi aneh, kompetitor kok disuplai bahan bakunya," ujar Dedi Mulyadi.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler