Menteri LHK Dikukuhkan jadi Insinyur Profesional Utama

Senin, 22 Januari 2018 – 22:09 WIB
Menteri LHK di dalam Upacara Pengukuhan dan Janji Insinyur Profesional di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Senin (22/01). Foto: Ist/

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 115 Insinyur dikukuhkan dalam Upacara Pengukuhan dan Janji Insinyur Profesional di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Senin (22/01).

Acara yang digelar Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Badan Kejuruan Teknik Kehutanan (BKTK) ini, turut mengukuhkan Menteri LHK, Siti Nurbaya, sebagai Insinyur Profesional Utama (IPU).

BACA JUGA: Menteri Siti Terharu Presiden Jokowi Resmikan Tol Bakauheni

"Kita bersyukur kepada Tuhan YME, telah berlangsung acara pengukuhan Insinyur Profesi Teknik Kehutanan. Saya hadir saat ini dengan penugasan dari Mensesneg, dan saya menyampaikan bahwa Bapak Presiden memberikan perhatian serta mendukung langkah-langkah profesi teknik kehutanan sebagaimana pengukuhan ini,“ tutur Menteri Siti dalam sambutannya.

Siti mengatakan, Presiden Joko Widodo berpesan agar para profesional kehutanan semakin kokoh dalam membangun daya saing bangsa.

BACA JUGA: Gembira Bersama Kelola Sampah Menuju Hidup Bersih dan Sehat

Hal yang paling penting dalam menjaga daya saing, selain sumber daya alam dan hal-hal dasar yang dimiliki, juga efektivitas manajemen, serta persoalan inovasi di dalamnya.

"Pesannya untuk meningkatkan terus menerus SDM sebagai faktor penting dan utama," kata Menteri Siti.

BACA JUGA: Menteri Siti Tunjuk Jefri Nichol untuk Perkenalkan Lisa

Presiden Jokowi juga telah menegaskan prioritas kerja kabinet, salah satunya dikonsentrasikan kepada profesionalitas SDM.

Dalam kaitan itu, maka agenda pengukuhan profesionalis menjadi sangat penting.

"Berpikir dan bekerja terukur dan sistematis sebagai ciri profesional," katanya.

Selain itu, Menteri Siti menjelaskan pola pendekatan yang terus berpikir atau disebut thinking ahead, berkembang terus dengan refleksi dan memikir ulang (thinking over), dan saat ini sangat diperlukan membandingkan dengan berbagai referensi (thinking accross).
Ketiganya penting dalam menghadapi tantangan.

"Thinking ahead, thinking over, dan thinking accross, itulah bagian penting dari pengembangan profesional. Kehadiran insinyur profesional bisa menjadi andalan untuk menjaga penetrasi globalisasi dimana filter dalam berdaya saing dengan profesionalis luar negeri ada pada organisasi-organisasi profesional atau asosiasi," jelasnya.

Menteri Siti juga menjelaskan, saat ini banyak tantangan di sektor kehutanan baik internasional dan dalam negeri. Seperti terkait bisnis kehutanan dan perspektif konfigurasi bisnis baru dengan kehadiran program Perhutanan sosial.

"Bisnis kehutanan harus terus menjadi pemikiran untuk kita tingkatkan formatnya, bagaimana kesatuan forward dan backward linkage- nya. Selain itu berkaitan dengan konfigurasi bisnisnya, misalnya dari pendekatan timber management, ke skema perhutanan sosial, bagaimana kita menjaga kelestariannya dari perspektif profesi. Bagaimana praktik-praktik profesional sesungguhnya dalam operasional penanganan lingkungan," jelasnya.

"Mari kita berkarya untuk Indonesia. Jangan pernah bosan dan jangan pernah lelah berbakti untuk bangsa ini," sambungnya mengakhiri sambutan.

Dalam kesempatan ini juga dilakukan penyematan medali secara simbolis bagi para Insinyur Profesional Utama, yaitu kepada Menteri Siti Nurbaya, Darori Wonodipuro (anggota DPR RI), Jacob Manusawai (Rektor Universitas Papua), Musdhalifah Machmud (Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian), dan Fairus Mulia (praktisi kehutanan). Penyematan dilakukan oleh Ketua Umum PII, Dr. Ir. A. Hermanto Dardak, didampingi oleh Ketua BKTK, Ir. Tonni Hari Widiananto.

Setelah menyampaikan apresiasinya kepada Menteri LHK, Hermanto Dardak juga menjelaskan bahwa saat ini ada 21 badan kejuruan di Indonesia, dan dari 800.000 Insinyur di Indonesia, yang teregister sebagai profesional baru sebanyak 12.500 orang.

"Sejak tahun 1995, sudah mutual rekognisi dari negara Asia sebagai peluang networking, dan terdapat tiga hal yang harus diperhatikan oleh Insinyur profesional, yaitu keselamatan publik, kesehatan publik, dan keberlanjutan lingkungan," ujar Hermanto.

Mendukung pernyataan Hermanto, Tonni Hari juga menyampaikan pesannya, bahwa membangun hutan tidak dapat dilakukan sendiri, melainkan harus bekerjasama dgn profesi lain, untuk saling memperkuat.

Sejumlah jajaran KLHK juga tampak dalam acara pengukuhan ini, antara lain Sekretaris Jenderal KLHK, Kepala Badan Litbang dan Inovasi, Kepala Badan SDM dan Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK.

Acara pengukuhan dilanjutkan dengan Simposium Nasional I Badan Kejuruan Teknik Kehutanan, dengan tema "Mendayagunakan Sumberdaya Hutan Secara Profesional untuk Kesejahteraan Rakyat dan Berwawasan Lingkungan. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Siti: Sayangi Bumi, Buang Sampah pada Tempatnya


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler