Menteri LHK Siti Nurbaya Dorong Pengembangan Studi Environmental Diplomacy

Minggu, 14 Juni 2020 – 21:18 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya saat sambutan pada halalbihalal online yang diselenggarakan HA Program Studi Lingkungan (PSL) IPB dan Program Studi S2/S3 PSL IPB, dan Ecologica Mahasiswa S2-S3 PSL IPB, Sabtu (13/6). Foto: Humas KHLK

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menegaskan pentingnya pengembangan studi environmental diplomacy seperti diutarakan Rektor IPB dan telah dibahas oleh  IPB dan UI untuk pengembangannya.

Menteri Siti menilai hal tersebut sangat penting agar kita terhindar dari perilaku hegemonial atas sumber daya alam dan lingkungan, yang dapat mengancam keilmuan.

BACA JUGA: Duta Besar Inggris dan Norwegia Apresiasi Kepemimpinan Menteri Siti Nurbaya di Sektor LHK

“Karena ciri hegemoni itu juga seolah akan dibawa kepada perspektif ilmiah seperti terkait metodologi, definisi dan batasan ilmiah tentang hutan, hutan primer, deforestasi dan sebagainya. Tidak ada kebenaran yang mendua. Seharusnya pendidikan, teknologi dan lingkungan adalah subjek yang netral, bukan subjek yang  mengandung polaritas politik,” ujar Siti Nurbaya ketika memberikan sambutan pada halalbihalal online yang diselenggarakan Himpunan Alumni Program Studi Lingkungan (HA PSL) IPB dan Program Studi (PS) S2/S3 PSL IPB, dan Ecologica Mahasisa S2-S3 PSL IPB, Sabtu (13/6/2020).

Hadir dalam halalbihahal ini, Rektor Universitas Tirtayasa, Fatah Sulaiman, Rektor IPB Prof. Arif Satria, Gubernur Bengkulu Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, dosen, alumni se-Indonesia, dan mahasiswa S2/S3 PSL.

BACA JUGA: Menteri Siti Nurbaya Sampaikan Kabar Gembira pada Momentum Hari Keanekaragaman Hayati Dunia dan Idulfitri

Untuk itu, Menteri LHK menyambut baik, sangat mendukung dan akan turut memfasilitasi peminatan studi Environmental Diplomacy. Bidang ini perlu segera dibuka di PSL IPB dan bersama UI sesuai rencana Rektor IPB karena kuatnya indikasi hegemonial untuk mengontrol  Indonesia yang kaya akan sumber daya alam dan lingkungan yang harus dapat diatasi dengan baik.

Menteri Siti Nurbaya menyatakan bahwa persoalan dan masalah kebakaran hutan, metode ilmiah analisis iklim dan karhutla serta metode analisis deforestasi adalah yang utama saat ini sedang dalam ‘pertarungan hegemonial ilmiah itu’.

BACA JUGA: Ratusan Kapal Nelayan Kepung Kapal Perang TNI AL, Ada Apa?

Isu lain yang penting untuk diantisipasi berikutnya adalah persoalan carbon pricing  dan natural capital. Dengan gambaran itu Menteri LHK menyatakan dukungan penuh kepada IPB dan UI  untuk penyiapan program-program studi yang relevan menjawab masalah yang sedang dihadapi Indonesia.

Lebih lanjut, Menteri Siti menyatakan perjuangan kita menjaga lingkungan dan sumber daya alam dengan segala relevansinya itu, pada dasarnya adalah mandat mulia Pembukaan UUD  1945 yaitu melindungi segenap tumpah darah dan bangsa Indonesia.

Secara khusus, Menteri Siti juga menyoroti soal pandemik Covid-19 yang dikelola dengan langkah-langkah pemerintah bersama masyarakat pada aspek lingkungan menegaskan pentingnya untuk aktualisasi tata kelola atau governance aspek lingkungan, atau environmental governance.

“Artinya keterbukaan dan ketertiban dalam praktik, aturan pokok atau rule base dan hal-hal yang harus secara luas diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh penyelenggara negara dan oleh masyarakat. Hal ini makin diperlukan pada konteks misalnya RUU Cipta Kerja dengan orientasi  kemudahan berusaha  dan penyederhanaan izin lingkungan.

Menteri Siti juga menyebutkan persoalan lingkungan kini  telah semakin nyata masuk dalam perspektif politik ketimbang hanya soal teknis pencemaran, misalnya. Juga telah sama pentingnya dengan kepentingan ekonomi dan politik sebagaimana  dulu di masa kuliah didiskusikan.

“Sejak 2017-2018 pengelolaan lingkungan hidup (penanganan bencana alam dan pengendalian perubahan iklim) sudah masuk atau menjadi mainstream pembangunan nasional  sebagaimana di formalkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahunan. Hal ini sangat berarti, setara dengan mainstream gender dan penurunan angka kemiskinan,” katanya.

Dari halalbihalal webinar ini selanjutnya akan dilaksanakan beberapa kegiatan yang mendukung seperti workshops dan FGD penyiapan program studi, juga tentang penguatan aktualisasi environmental governance, pemantapan daya dukung dan daya tampung untuk  tujuan pembangunan tertentu serta persoalan metodis dalam hal deforestasi, Karhutla dan karbon.

Apresiasi Kegiatan HA PSL IPB dan Ecologica 

Ketua Umum HA PSL IPB, Dr. Soeryo Adiwibowo, Ketua Program Studi S2 PSL Prof. Dr. Hadi Susilo, dan Ketua Program Studi S3 PSL Prof. Dr. Widiatmaka menyampaikan apresiasi dan kegembiraan atas berbagai kegiatan HA PSL IPB dan Ecologica atas berbagai kegiatan seperti webinar series, halalbihalal online, dan pengumpulan donasi bagi mahasiswa PSL yang terkena dampak pandemi COVID-19. Termasuk penyelenggaraan seminar internasional yang telah menghasilkan sekitar 130 publikasi internasional, sehingga dengan capaian tersebut PSL juga berkontribusi membantu IPB University meningkatkan peringkat di kancah internasional.

Program pasca sarjana PSL IPB  tengah mematangkan rencana klaster mata kuliah yang baru yang lebih spesifik untuk merespons masalah lingkungan dan terus dalam pembahasan meliputi  Environmental diplomacy & law, Environmental, biodiversity & policy; Environmental toxicology and management, serta Agroecotourism and packaging management; Climate change & disaster risk management, dan Clean energy & sustainable consumption, dan Environmental public health.

Pada kesempatan itu, Prof. Arif Satria, Rektor IPB University menegaskan bahwa Covid-19 membawa pelajaran penting. Pertama, pola adaptasi ekologi masyarakat atau peradaban dunia harus berubah.

Kedua, manusia tidak dapat menyombongkan keilmuannya. Ilmu pengetahuan yang dimiliki ternyata belum mampu mengatasi virus yang sedemikian kecil dan tidak kasat mata. Dan bahwa Pandemi Covid-19 yang berakar dari perubahan lingkungan, secara tidak langsung menempatkan PSL makin memiliki peran yang signifikan, baik pada tataran perilaku, komunitas, maupun hingga kebijakan internasional.

PSL IPB dalam waktu dekat akan membuka peminatan environmental diplomacy. Dalam peminatan ini IPB akan bekerja sama dengan UI. IPB berkontribusi pada materi perubahan lingkungan global, kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

Sementara UI memberi kontribusi terhadap materi hukum internasional, politik dan diplomasi internasional.

Kini IPB menduduki peringkat 530 dunia (overall), semula berada pada peringkat 750. Dalam hal pendidikan tinggi pertanian di dunia, IPB kini menempati ranking ke-59. Di Asia urutan ke-10 setelah Tokyo University.(jnnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler