jpnn.com - JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menilai Kelompok Tani Hutan (KTH) kini telah menjadi motor penggerak perekonomian daerah dengan nilai transaksi ekonomi yang terus meningkat.
Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan apresiasi terhadap kinerja penyuluh kehutanan dalam upaya pemberdayaan masyarakat, salah satunya terlihat dari peningkatan nilai transaksi ekonomi KTH.
BACA JUGA: Menteri LHK: Partisipasi Publik Penting dalam Pembangunan Lingkungan Hidup & Kehutanan
Berdasarkan data KLHK, nilai transaksi ekonomi KTH pada 2022 mencapai sekitar Rp448 miliar dan naik menjadi Rp730 miliar pada 2023.
Sementara itu, sampai Juli 2024 nilai transaksi ekonomi sudah mencapai Rp535 miliar dari 4.736 KTH yang berada di sistem data KLHK.
BACA JUGA: Menteri Siti Nurbaya: Selama 10 Tahun KLHK Ukir Berbagai Keberhasilan
"Dengan demikian kegiatan KTH telah mampu memberikan kontribusi tidak hanya kepada anggota KTH, tetapi juga terhadap peningkatan ekonomi daerah dari sub-sektor kehutanan," kata Menteri LHK Siti Nurbaya dalam acara Pemberian Penghargaan Teladan Wanalestari Tingkat Nasional 2024 di Jakarta, Kamis (15/8).
Dia menjelaskan, hasil itu merupakan perwujudan dari arahan kepada jajaran KLHK untuk mendukung perekonomian daerah dan masyarakat melalui beberapa skema dan program termasuk lewat perhutanan sosial.
BACA JUGA: Pesan Penting Menteri LHK Siti Nurbaya kepada Negosiator RI di COP29
Dalam kesempatan itu, Siti juga menyoroti peran penting penyuluh kehutanan dalam beragam program pemberdayaan dan pendampingan masyarakat di tingkat tapak seperti KTH dalam pengelolaan kawasan, kelembagaan, dan usaha.
"Dengan sasaran berkembangnya kemandirian kelompok dalam pengelolaan kelembagaan, kawasan dan usaha serta peningkatan fungsi kelompok sebagai tempat pemagangan dan pelatihan berbagai komoditas kehutanan bagi masyarakat umum," tuturnya.
Kinerja KTH itu juga merupakan bagian dari partisipasi publik dalam pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia, yang Siti sebut memperlihatkan performa luar biasa dalam beberapa tahun terakhir.
Kinerja itu kemudian diapresiasi dalam bentuk pemberian Penghargaan Teladan Wanalestari kepada individu dan kelompok yang berjasa.
Kinerja kolektif itu, katanya, membuat pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia selama beberapa tahun terakhir mendapatkan perhatian dan apresiasi dari berbagai komunitas internasional.
Termasuk dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan, perhutanan sosial, penanganan sampah dan limbah serta penegakan hukum dan konservasi. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu