jpnn.com - JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengharapkan keterlibatan generasi muda Indonesia dalam membesarkan gerakan keadilan iklim.
Tujuannya ialah agar para pemimpin dunia semakin serius mengatasi perubahan iklim, termasuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang lebih berkeadilan.
BACA JUGA: Menteri LHK Siti Nurbaya Bertemu Wamenlu Norwegia Membahas Pengurangan Emisi
"Pelibatan generasi muda sangat penting sebab saat ini dunia dihuni oleh 1,8 miliar orang berusia 10 sampai 24 tahun. Di Indonesia, 65 juta orang atau 20 persen di antara penduduknya berada pada kategori usia tersebut," ujar Siti Nurbaya dalam acara wisuda peserta didik Green Leadership Indonesia angkatan kedua di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut Menteri LHK Siti Nurbaya menuturkan bahwa kaum muda harus mengambil peran dalam menjaga lingkungan di tengah berbagai isu kerusakan lingkungan yang terjadi akibat perubahan iklim.
BACA JUGA: Menteri LHK Siti Nurbaya Mengajak Pemda Berkolaborasi Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Dikatakan, banyak peristiwa besar di Indonesia terlahir dari pemikir, tangan, dan karya para pemuda.
"Pemuda mampu untuk menyelesaikan persoalan-persoalan dengan perubahan itu. Sumpah Pemuda, peristiwa Rengasdengklok, hingga reformasi merupakan beberapa bukti yang dapat kita lihat langsung signifikan dampaknya," kata Siti Nurbaya.
BACA JUGA: Menteri Siti Nurbaya Dorong Kolaborasi Atasi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Siti Nurbaya mengatakan bahwa seorang pemimpin muda dengan perspektif keadilan sosial dan ekologis mampu merancang visi masa depan dan bertekad mewujudkannya melalui peta jalan untuk lebih adaptif dan berdampak nyata.
Menteri Siti percaya tidak ada waktu yang lebih baik daripada generasi yang lebih siap untuk menghadapi tantangan triple planetary crisis yang terjadi saat ini, yaitu perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati, selain generasi muda.
Program Green Leadership Indonesia
Program Green Leadership Indonesia ini diinisiasi oleh Institut Hijau Indonesia, serta didukung oleh Walhi, KNTI dan HUMA.
Prakarsa kegiatan pendidikan lingkungan ini menerapkan model sekaligus antara kerja lapangan dan pembekalan keilmuan. Suatu model internalisasi jiwa dan semangat cinta dan kesadaran lingkungan di kehidupan keseharian masyarakat.
Ketua Institut Hijau Indonesia sekaligus Pendiri Green Leadership Indonesia Chalid Muhammad menjelaskan prosesi wisuda adalah tahapan awal di mana para wisudawan sudah mendapat bekal menjadi pemimpin yang memiliki perspektif keadilan sosial dan ekologis.
Melalui perjalanan panjang, para anak muda tersebut akan ditempa menjadi pemimpin yang akan membawa manfaat tidak hanya bagi komunitas atau wilayah asal mereka, tetapi juga manfaat untuk seluruh masyarakat Indonesia dan bahkan untuk planet bumi.
Julia Dahlan sebagai salah satu perwakilan wisudawan mengatakan bahwa program Green Leadership Indonesia telah mengajarkan pentingnya berkelanjutan dan bagaimana dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Julia mengatakan program ini juga mengajarkan untuk berpikir lebih kritis, bertindak secara berkelanjutan, dan memimpin secara etis.
“Saat melihat ke masa depan, saya dipenuhi harapan yang sangat besar dan optimisme untuk Indonesia lebih berkelanjutan dan berkeadilan.”
“Saya yakin bahwa generasi kita memiliki kekuatan untuk berkolaborasi mengubah sejarah, menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan, adil, dan merata,” pungkas Julia. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu