jpnn.com - KUALA LUMPUR - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) Marwan Jafar mengatakan, dukungan Food and Agriculture Organization (FAO) terhadap peningkatan ketahanan pangan di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih sangat lambat. Padahal, Kementerian DPDTT telah menandatangani nota kesepahaman dengan FAO untuk meningkatkan ketahanan pangan di wilayah tersebut.
“Sejak Bulan Mei 2015, Kementerian Desa-FAO–ILO telah menandatangani kerja sama untuk mendorong Decent Work for Food and Suistanable Rural Development Programme (layak kerja untuk Ketahanan Pangan dan Pengembangan Perdesaan Berkelanjutan) di NTT. Namun sampai saat ini, dukungan FAO masih sangat lambat,” ujar Marwan saat bertemu Director General FAO José Graziano da Silva di Malaysia, Jumat (11/3).
BACA JUGA: AMPG: Golkar Butuh Pemimpin Full Time
Menurut Marwan, program bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan di NTT, melalui penguatan rantai tiga komoditi. Yaitu produksi jagung, rumput laut dan sapi.
“Namun ini belum belum berjalan sebagaimana yang diharapkan,” ujar Marwan dalam pesan elektronik yang diterima.
BACA JUGA: Polisi Bongkar Bumbu Masak Tercemar Kimia, BPOM ke Mana?
Menanggapi hal tersebut, José Graziano da Silva berjanji segera menindaklanjuti. Ia meyakinkan, FAO akan memberi dukungan penuh pada program tersebut. “FAO akan memberikan dukungan penuh untuk percepatan pembangunan pedesaan, pengentasan kemiskinan dan penguatan ketahanan pangan di Indonesia,” ujarnya.
Selain membahas perkembangan kerja sama program ketahanan pangan di NTT, pertemuan kali ini juga menyepakati, akan disusunnya Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementeian DPDTT dan FAO, untuk percepatan pembangunan pedesaan berbasis pertanian. (gir/jpnn)
BACA JUGA: Ketua MPR: Indonesia Punya Ideologi Pancasila
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penghancuran Memori Kolektif jadi Ancaman Serius
Redaktur : Tim Redaksi