Menteri Pariwisata Baru Kita: Julia Roberts!

Senin, 26 Oktober 2009 – 07:52 WIB
Inilah, mestinya, sebuah promosi pariwisata yang dampaknya bisa lebih besar daripada hasil kerja tiga menteri pariwisata sekaligus: Julia RobertsPeraih Oscar ini bukan hanya pergi ke Bali

BACA JUGA: Cermati Empat Menteri dalam 100 Hari Pertama

Julia Roberts tinggal di Bali untuk lebih dari satu bulan
Bahkan, dia sedang syuting film Hollywood sebagai pemeran utama dalam film Eat, Pray, Love

BACA JUGA: Agar Birokrasi di Bawah Menteri Bergerak Cepat


 
Bisa dibayangkan betapa besarnya gema Bali setelah pemutaran film itu nanti
Bahkan, mestinya sudah sejak pembuatannya sekarang

BACA JUGA: Catatan dari World Media Summit di Beijing

Kita pasti masih ingat betapa pariwisata Selandia Baru mendapat durian runtuh ketika film Lord of The Rings dibuat di negeri dingin itu.
Julia Roberts, Hollywood, dan film yang didasarkan pada novel laris dunia:  bentuk promosi apa lagi yang lebih hebat daripada itu" Seluruh APBN kita di bidang pariwisata pun (tahun 2009 hanya sekitar Rp 1,4 triliun) belum tentu cukup untuk merayu  Hollywood agar mau bikin film yang bagus untuk mempromosikan BaliItu,  kedatangan Julia Roberts itu, tidak mencuil sedikit pun APBN kitaPadahal, Malaysia saja harus menghabiskan dana besar agar "Gedung Jagung" (baca: menara kembar Petronas) yang menyandang gelar sebagai gedung kembar tertinggi di dunia itu bisa menjadi latar belakang atau setting film Entrapment, yang dibintangi aktris Catherine Zeta-Jones dan aktor Sean Connery, salah satu bintang film James BondPadahal, dalam film itu, Gedung Jagung hanya kelihatan beberapa kilas.

Kita sungguh harus berterima kasih kepada Julia RobertsTentu juga kepada HollywoodLebih khusus lagi kepada Elizabeth Gilbert yang telah menulis novel dengan setting Bali, khususnya Ubud (Gianyar) dan Jimbaran (Badung)Tapi, sampai hari ini, saya belum melihat ada orang Indonesia yang secara terbuka mengucapkan terima kasih kepada merekaKalau saja saya presiden Indonesia, saya akan menjamu Julia RobertsSetidaknya kalau saya menteri pariwisataKita buat Julia Robert sangat terkesan selama di BaliKita buat Julia Roberts  "menteri pariwisata" kita yang baru.
 
Dengan kehadiran bintang film top dunia di Bali itu, apalagi untuk waktu yang lama, apalagi untuk syuting film bagus, apalagi mengenai daya tarik Bali, apalagi jalan ceritanya sangat menarik, rasanya baru kali ini Bali mendapat promosi gratis ke seluruh dunia lewat media yang sangat abadi ini: filmMemang, Bali pernah mendapat promosi melalui penyanyi Filipina, Maribeth, dengan lagunya Denpasar MoonNamun, lagu itu tidak mendunia."Saya tidak jadi menyesal membeli properti di Bali," ujar seorang pengusaha Surabaya"Harga properti di Bali pasti akan naik," tambahnyaPengusaha itu memang pernah  mengeluh setelah terjadi bom BaliKini ke mana-mana dia bercerita mengenai Julia Roberts yang lagi syuting film di Bali
 
Begitu serunya pengusaha tersebut bercerita, sampai-sampai saya harus membeli novel yang sedang difilmkan dengan judul yang sama itu: Eat, Pray, LoveCover novel itu sendiri sudah menarik: tulisan Eat-nya menggunakan kejuPray-nya menggunakan untaian tasbih atau rosariLove-nya menggunakan rangkaian kelopak bunga anggrekItulah novel karya penulis Amerika Serikat bernama Elizabeth GilbertItulah novel yang masuk dalam daftar buku terlarisnya The New York TimesItulah novel yang meski ditulis pada 2006, tapi masih terus menjadi perbincangan di AmerikaTerutama di kalangan yang khusus ini: wanita, umur 30?40-an tahun, mapan, dan berstatus jandaJumlah mereka ini tidak kecil di AS mengingat kebiasaan cerai dan menjadi single mother sangat umum di sana.
 
Novel itu memang berkisah mengenai wanita pada umur yang mudah goyah tersebutKegoyahan yang berakibat pada gangguan kejiwaan yang sangat beratLiz, yang akan diperankan oleh Julia Roberts, seperti layang-layang putus setelah bercerai dari suaminyaDia begitu benci kepada suaminya itu sampai-sampai dia menolak kata-kata bijak "kalau engkau mau mengetahui lebih banyak tentang suamimu, maka ceraikanlah dia?Dia benar-benar bercerai justru karena ingin berhenti mengetahui lebih jauh mengenai suaminya.
 
Sebagai orang Kristen KTP, dia memang percaya TuhanTapi, dia merasa belum pernah bisa bertemu TuhanSampai-sampai dia ragu bagaimana harus menyebut Tuhan: He (dia untuk laki-laki) atau She (dia untuk perempuan)Dia begitu ingin bertemu Tuhan dan mendapatkan kedamaian jiwaDia mengelana ke Italia, India, dan akhirnya ke BaliDi Bali, Liz menemui Ketut Liyer yang dia anggap  bisa menjawab pertanyaan dasar yang sulit ini: bagaimana bisa menyatu dengan Tuhan, dicintai dan mencintai Tuhan seumur hidup tapi tidak harus jadi pendeta atau ulama dan tetap bisa menikmati segala kenikmatan dunia
 
Bali mendapat promosi yang luar biasaBali yang digambarkan di novel itu sebagai satu-satunya surga di dunia, yang bisa menyelesaikan persoalan rumit Liz: dia mendapatkan ketenteraman jiwa dan kemurnian cinta dari seorang pria asal Brazil yang tinggal di Bali dengan alasan yang sama.
 
Julia, maafkan kalau sampai Anda pulang nanti, tidak ada sambutan hangat untuk Anda dan rombonganMaafkan kalau kami kurang berterima kasih kepada Anda" (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nuansa Bunga, Warna Militer Berkurang


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler