Menteri Siti Beri Kabar Gembira soal Kondisi Gajah Erin

Minggu, 25 Maret 2018 – 19:34 WIB
Gajah Erin. Foto: KLHK

jpnn.com, LAMPUNG - Kabar gembira datang dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Way Kambas, Lampung. Erin, gajah kecil berbelalai buntung kondisinya kini semakin sehat.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar ikut memantau langsung perkembangan kesehatan gajah betina berusia empat tahun itu. ''Kondisinya sekarang makin sehat. Aktif, nafsu makan tinggi, aktivitas normal, dan tidak menunjukkan gejala stres,'' kata Menteri Siti Nurbaya, Minggu (25/3).

BACA JUGA: Erin Sudah Sehat Setelah Belalainya Putus

Khusus terhadap foto luka gajah Erin pada bagian telinga yang diberitakan sebagai jamur, dikatakan Menteri Siti, berdasarkan hasil observasi tim dipastikan bahwa itu merupakan tampilan akibat proses pengobatan menggunakan salep untuk mengobati bekas gigitan lebah.

Perawatan sesuai prosedur kesehatan masih terus dilakukan. Pada 23 Maret lalu juga telah dilaksanakan evaluasi kesehatan oleh tim dokter yang terdiri dari perwakilan Direktorat KKH (Febriany Iskandar, Joko Nugroho), Dr.drh.Ligaya Tumbelaka (FKH IPB, PKBSI, PDHI), drh.Diah Esti Anggraini (PLG WayKambas), Koordinator PLG (Elisabeth Dwvi), dan Perwakilan BKSDA Bengkulu (Mukhlas).

BACA JUGA: Dunia Puji Aksi Pak Jokowi Kelola Lahan Gambut

Erin juga diberi pakan, suplemen dan obat sesuai dengan kebutuhan tindak medik yang diperlukan. Juga telah diberikan vaksinasi rabies dan anti tetanus.

BACA JUGA: Informasi Kebakaran Hutan dan Lahan 2018

''Sekarang selalu ada yang mendampingi Erin, ada pengasuh khusus namanya Pak Suko. Kemana-mana selalu diangon atau digembala untuk mengantisipasi kejadian tak diinginkan, sampai nanti Gajah Erin sehat kembali,'' kata Menteri Siti.

Terhadap kasus Erin, Menteri Siti menegaskan pihaknya sangat mengecam keras kejahatan terhadap satwa dilindungi ini. Ia juga mengapresiasi respon cepat Tim Elephant Respon Unit (ERU) Taman Nasional Way Kambas (TNWK) yang berhasil menemukan dan mengevakuasi Erin.

Gajah merupakan satwa payung, yang keberadaannya menandakan sehatnya suatu ekosistem, tersedianya sumber daya untuk mendukung kehidupan satwa lainnya. Pada umumnya kematian Gajah diduga kuat karena perburuan yang mengincar bagian tubuh.

''Saya mengecam keras dan sudah minta Dirjen penegakan hukum jangan kendor untuk memburu pelaku-pelaku kejahatan satwa seperti ini. Jangan sampai ada Erin-erin berikutnya,'' tegas Menteri Siti.

Jumlah Gajah liar yang berada di Taman Nasional Way Kambas, dengan Metode Mark-Recapture menggunakan DNA kotoran Gajah pada tahun 2010, ditemukan sebanyak 247 individu, dengan rentang estimasi 220-278 individu. Di Lampung secara khusus, Gajah merupakan satwa maskot yang keberadaannya mendukung pariwisata berbasis satwa liar atau ekologis.

Erin pertama kali ditemukan pada tanggal 23 Juni 2016 oleh Tim Elephant Respon Unit (ERU) TNWK di perbatasan Rawa Arjo, RPTN Susukan Baru. Kondisinya sangat memprihatinkan, ditinggalkan rombongan, malnutrisi, dehidrasi, dan belalai buntung. Erin diduga kuat terjebak perangkap pemburu yang dipasang untuk menjerat Rusa dan Babi Hutan.

Saat itu Erin Langsung dirawat di Rumah Sakit Gajah di PLG Way Kambas. Sekarang kondisinya semakin membaik dengan bobot tubuh mencapai 470 Kg, atau hampir dua kali lipat dari saat ditemukan. Setiap hari dirawat khusus oleh tim doker dan medis RS Gajah.

''Apa yang menimpa Erin akan menjadi pengingat kita untuk terus menjaga habitat Gajah Sumatera. Butuh peran serta semua pihak menjaganya,'' pungkas Menteri Siti. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekjen KLHK Lantik 299 Pejabat Pengawas dan Administrator


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler