Asia Pacific Rainforest Summit ke-3 di Yogyakarta:

Menteri Siti Gelar Pertemuan dengan Delegasi Empat Negara

Selasa, 24 April 2018 – 10:27 WIB
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, menggelar pertemuan bilateral dengan delegasi Brunei Darussalam di sela-sela forum Asia Pacific Rainforest Summit ke-3 di Yogyakarta, Senin (23/4). Foto: KLHK

jpnn.com, YOGYAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, menggelar berbagai pertemuan bilateral dengan delegasi negara-negara tetangga dalam forum Asia Pacific Rainforest Summit ke-3 di Yogyakarta, Senin (23/4). Pertemuan ini masih dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi Hutan Hujan Asia Pasifik (Asia Pacific Rainforest Summit - KTT APRS ) ke-3 yang digelar hingga 25 April di Yogyakarta.

Selain menggelar pertemuan bilateral dengan Menteri Lingkungan dan Energi Australia, Josh Frydenberg, juga digelar pertemuan dengan Senior Minister of State, Ministry of Environment and Water Resources Singapore, Dr. Amy Khor; serta Minister of Primery Resources and Tourism Brunei Darussalam, Dato Ali Apong.

BACA JUGA: Dunia Mengapresiasi Cara Jokowi Menjaga Hutan Tropis

"Kami membahas berbagai hal terkait APRS III, perubahan iklim, Circular Economy, rencana pendirian platform gambut, limbah B3, DAS, pembangunan hutan kota, satwa liar, dan lainnya. Selain itu juga saling tukar menukar informasi terkait masyarakat hukum adat,'' ungkap Menteri Siti Nurbaya seperti siaran pers diterima Selasa (24/4).

Delegasi Singapura menyampaikan permasalahan keterbatasan sumber daya air, pengelolaan sampah dan limbah elektronik. Singapura juga mendukung untuk dilaksanakannya pembicaraan terkait pengelolaan limbah padat, dan pembangunan incenerator.

BACA JUGA: 4.951 ton Sampah Berhasil Dikelola Selama Awal 2018

Menteri Siti menyampaikan peluang yang tinggi dari Indonesia terkait sampah elektronik, mengingat pengguna HP di Indonesia mencapai angka 300 juta unit. ‘

"Kami juga sampaikan perihal pengelolaan sampah dan limbah di Sungai Citarum yang sedang berjalan saat ini," kata Menteri Siti.

BACA JUGA: Karnaval Bumi, Masyarakat Diingatkan Cinta Lingkungan

Terkait agenda perubahan iklim, juga dibahas rencana pembangunan Hutan Kota (Urban Forest) seperti Singapore Botanical Garden. Disamping pelaksanaan Sirkular economic yang akan bekerjasama dengan Singapura.

Sementara itu dengan delegasi Brunei Darussalam, Menteri Siti Nurbaya mengapresiasi kerja sama di tingkat ASEAN dan APEC yang sudah terjalin selama ini. Brunei Darussalam juga tertarik dengan pengembangan masyarakat hukum adat di Indonesia, carbon control system dan tukar menukar informasi terkait masyarakat hukum adat. Selain juga pengembangan sertifikasi dan legalitas kayu.

"Brunei menyatakan ketertarikannya pada Indonesia dalam pengelolaan dan pemasaran hasil hutan kayu yang telah mengaplikasikan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK)," ungkap Menteri Siti.

SVLK berfungsi memastikan produk kayu dan bahan bakunya diperoleh dari sumber yang memenuhi aspek legalitas. Indonesia menjadi negara pertama dan satu-satunya di dunia yang menerbitkan lisensi FLEGT (Forest Law Enforcement, Governance and Trade) terhadap produk kayu yang diekspor ke Uni Eropa.

Pertemuan bilateral juga terjadi dengan Menteri pertanian, perikanan dan Kehutanan Fiji, dan dibangun kesepahaman bersama bidang kehutanan seperti pengelolaan hutan lestari dan teknologi hasil hutan kayu dan non kayu. Juga berkaitan dengan SVLK. Begitupun rencana dalam internship berkenaan dengan tugas-tugas pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

“Hasil pertemuan ini perlu dibawa pada diskusi di tingkat kedutaan dengan Pejabat KLHK terkait,'' kata Menteri Siti.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari Kartini, Menteri Siti Jadi Pemenang Kebaya Terbaik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler