jpnn.com, JAKARTA - Dalam satu dekade terakhir, Indonesia berperan penting mendukung negosiasi substansial dalam Conference of the Parties (COP) UNFCCC (United Nations Framework on Climate Change Conference).
Dalam pembukaan Paviliun Indonesia di COP28, Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Kamis (30/11) lalu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyebutkan sejumlah langkah dan kebijakan monumental tercipta.
BACA JUGA: Menteri Siti Nurbaya Bertemu 20 Guru Besar dan Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Nih Tujuannya
Sebut saja Rencana Operasional Forest and Other Land Uses (FOLU) Net Sink 2030, panduan untuk aksi iklim praktis di Indonesia, yang merupakan hasil diskusi dalam COP26 di Glasgow pada 2021.
“Pada COP28, prioritas kami ialah menyoroti hasil-hasil utama dari aksi-aksi iklim yang dilakukan, terutama dalam memastikan target-target iklim FOLU Net Sink 2030 Indonesia tetap berjalan sesuai rencana," kata Menteri Siti dalam keterangannya, Jumat (1/12).
BACA JUGA: Menteri Siti Dampingi Presiden Jokowi Tinjau Persemaian Mentawir di IKN
"Dia mengatakan pemerintah Indonesia mampu mempertahankan kendali dan memainkan peran yang menentukan dalam mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat."
Menteri Siti menambahkan sejumlah hasil penting dari aksi-aksi perubahan iklim yang sedang diakukan Indonesia, terukir saat kepemimpinan Presiden Jokowi.
BACA JUGA: Langkah Membumi Festival 2023, Bersama Lawan Krisis Iklim
Program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 merupakan salah satunya yang berkontribusi besar.
Target iklim FOLU Net Sink 2030 yang diluncurkan pada COP26, merupakan komitmen dan implementasi iklim dengan dasar hukum yang kuat. Regulasi tersebut ditandatangani oleh Presiden pada Oktober 2021.
“Target FOLU Net Sink 2030 ini lebih dari sekadar janji yang dibuat di atas kertas. Indojesia secara konsisten telah menunjukkannya melalui tindakan nyata di lapangan,” ujar Menteri Siti.
Selanjutnya, Indonesia disebut Menteri Siti, berhasil mengurangi deforestasi lebih banyak dibandingkan negara lain dalam beberapa tahun terakhir.
Selain itu berkomitmen dalam memastikan sektor FOLU berkontribusi terhadap pengurangan emisi Indonesia sebesar 60 persen.
El Nino pada tahun ini, Indonesia menunjukkan kepemimpinannya dalam bidang pengendalian perubahan iklim, yaitu dengan hanya 16% dari total kebakaran hutan dan lahan yang disebabkan oleh kebakaran gambut, serta tidak menimbulkan kabut asap lintas batas.
“Pencapaian-pencapaian ini tidak terjadi secara autopilot, tetapi merupakan hasil dari tindakan nyata terhadap perubahan iklim di lapangan, termasuk keberhasilan dalam menghindari kebakaran besar selama pandemi global COVID-19,” kata Menteri Siti.
Selanjutnya, Menteri Siti berujar bahwa memastikan target iklim FOLU Net Sink 2030 tetap sesuai rencana sama artinya dengan melindungi spesies utama dan habitatnya.
Begitu juga dengan upaya restorasi gambut berbasis masyarakat dan rehabilitasi mangrove yang mencakup jutaan hektare lahan.
Lebih lanjut, Menteri Siti mengatakan kepemimpinan iklim oleh Presiden Jokowi merupakan bagian integral dari warisan beliau, hal itu terlihat jelas dalam pembentukan sistem tata kelola karbon berbasis hukum.
“Hasil-hasil penting dalam bidang iklim tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan Presiden Jokowi dalam bidang iklim didasarkan pada kepemimpinan yang memberi contoh, bukan sekadar klaim, janji, atau komitmen di atas kertas,” tegas Menteri Siti.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Siti juga menyoroti komitmen generasi muda terhadap pemulihan lingkungan melalui gaya hidup ramah lingkungan.
Sejak 2014, KLHK telah mengadvokasi pengembangan generasi sadar lingkungan yang ditanamkan nilai-nilai cinta lingkungan.
"Generasi sekarang berpartisipasi aktif dalam pengambilan kebijakan dan pengambilan keputusan mengenai sumber daya alam dan lingkungan hidup Indonesia, serta akan lebih sistematis bekerja dalam program Green Ambassador," jelasnya.
Menteri Siti mengungkapkan, COP28 menandai partisipasi terakhir Presiden Jokowi dan dirinya sebagai menteri selama hampir satu dekade.
Dia memgatakan bahwa Presiden Jokowi telah mengukir warisan iklim yang luas bagi Indonesia, dan secara kolaboratif berkontribusi terhadap upaya global untuk mengatasi krisis iklim.
“Sekali lagi, warisan iklim ini telah secara konsisten ditunjukkan melalui kepemimpinan yang memberi contoh. Indonesia telah melakukan upaya sebaik mungkin, dengan inklusif dan kolaboratif,” ungkapnya.
Paviliun Indonesia dibuka secara khusus oleh Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat.
Lestari menyebutkan upaya pengendalian perubahan iklim yang dilakukan Indonesia merupakan sesuatu yang luar biasa, karena mampu menunjukkan kolaborasi tiga pihak yaitu pemerintah, dunia usaha, dan civil society.
"Saya yakin kerja bersama 3 pihak ini akan membuat apa yang sudah dimandatkan dari penyelenggaraan COP bisa membawa Indonesia sebagaimana disampaikan Menteri LHK," pungkas Lestari. (rdo/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bertemu Presiden Jokowi, Solidaritas Nelayan Indonesia Sampaikan Penolakan Dua Hal Ini
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha