jpnn.com - BATAMKOTA - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengusulkan adanya program bantuan kredit uang kuliah bagi calon peserta kelas Teknik Penerbangan atau Aircraft Maintenance Training Organization (AMTO) di Politeknik Negeri Batam. Sebab, biaya program itu terbilang mahal. Setiap orang membutuhkan biaya, setidaknya, Rp 120 juta sampai mereka lulus.
"Kalau diserahkan semua ke orang tua pasti kan ada yang mampu dan tidak mampu," ujarnya usai meninjau Hanggar AMTO dan Teaching Factory Politeknik Negeri Batam.
BACA JUGA: Kisah Cinta Sejoli Muda, Kabur, Nikah Siri, Berujung di Bui
Sofyan segera menghubungi Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir melalui sambungan telepon, saat itu juga. Namun, Menteri Nasir belum menyetujuinya. Masih perlu pembicaraan lebih lanjut.
Kelas AMTO merupakan kelas baru di Politeknik Negeri Batam. Ini kelas yang akan melahirkan teknisi-teknisi pesawat udara. Sebuah profesi yang sangat langka dan paling dibutuhkan di seluruh dunia.
BACA JUGA: Waduh... Kapal Fery Batam-Tanjungpinang Putar Film Biru saat Berlayar
Rencananya, Politeknik akan membuka lima kelas di tahun ini. Dua kelas bekerja sama dengan PT Garuda Maintenance Facility (GMF). Tiga lainnya ditangani sendiri.
Kelas kerjasama dengan GMF akan berlangsung selama tiga tahun. Mereka yang lulus dari kelas ini akan bergelar DIII. Selain juga mendapat sertifikat lisensi dasar sebagai teknisi pesawat udara (AMEL - Aircraft Maintenance Engineer License, red).
BACA JUGA: Ditinggal Kosong, Rumah Ini Dibobol Dua Kali, Seisi Rumah Dijarah
Sementara tiga kelas yang Politeknik tangani hanya akan berlangsung 1,5 tahun. Hanya sampai lisensi dasar saja. Masing-masing kelas, namun demikian, hanya akan diisi 24 orang saja.
Menko Perekonomian Sofyan Djalil berniat menggandeng perbankan untuk dapat memberikan program bantuan kredit tersebut. Jadi, setiap bulan, pihak bank yang akan membayari biaya calon teknisi tersebut.
Biaya itu kemudian akan dicicil setelah mereka lulus dan bekerja sebagai teknisi. Bank akan memotong gaji mereka secara otomatis.
Program ini sudah lebih dulu diterapkan di Bali International Flight Academy (BIFA). Para calon pilot tidak perlu mengeluarkan biaya pendidikan di setiap bulannya. Biaya itu baru akan mereka bayarkan setelah mereka menjadi pilot.
"Yang penting GMF bisa memberi garansi bahwa gaji mereka dapat dipotong," ujarnya.
Menurut Sofyan, program ini tidak akan merugikan perbankan sebagai pemberi kredit. Pasalnya, profesi teknisi pesawat udara, saat ini, sangat dibutuhkan oleh industri penerbangan. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia.
"Tingkat kemungkinan dipekerjakannya sampai 100 persen," katanya lagi.
Direktur Politeknik Negeri Batam Eko Sanyoto optimis dengan program bantuan ini. Kelas AMTO merupakan sebuah kelas yang spesifik.
"Ini menjadi semacam ikatan dinas," ujarnya. (ceu/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gadis Cantik Bantu Tangkap Sang Kekasih yang Bunuh Temannya
Redaktur : Tim Redaksi