Menteri Sofyan Puji Gaya Kepemimpinan Presiden Jokowi

Selasa, 27 Juli 2021 – 12:37 WIB
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan A. Djalil. Foto: Humas Kementerian ATR/BPN.

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan A. Djalil mengatakan pemerintah melakukan berbagai strategi untuk mengatasi pandemi COVID-19.

Kebijakan yang diambil senantiasa mempertimbangkan kesehatan dan perekonomian masyarakat.

BACA JUGA: Recofusing Anggaran Tak Akan Mengganggu Kinerja Kementerian ATR/BPN

"Pemerintah di bawah Presiden Joko Widodo kelebihannya sangat responsif. Leadership model Pak Jokowi ini sangat membantu. Masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, komplainnya didengar, presiden menanggapi untuk mengatasinya," ujar Sofyan pada Bincang Santai Klikdokter yang digelar secara daring, Senin (26/7).

Sofyan juga mengatakan percepatan penanggulangan pandemi COVID-19 membutuhkan keterlibatan berbagai pihak.

BACA JUGA: PPKM Diperpanjang, Ketua Golkar DKI Gugah Para Kader Berbagi ke Sesama

Yakni, akademisi, pemerintah, swasta, masyarakat serta media.

Menurutnya, masyarakat saat ini sedang memasuki era post-truth, di mana banyak penyebaran informasi yang beragam.

BACA JUGA: 8 Baliho Bergambar Puan Maharani Dirusak, PDIP Tempuh Jalur Hukum

Masyarakat sangat penting mampu memilah informasi agar tidak menyesatkan diri sendiri maupun orang lain.

"Dalam menjadikan masyarakat sebagai garda terdepan, dibutuhkan pendekatan yang holistik. Saya yakin, tidak ada hujan yang tidak berhenti, tidak ada perang yang tak berakhir, begitu juga tidak ada pandemi yang tidak akan berakhir."

"Seluruh umat manusia di seluruh dunia bekerja bersama-sama untuk mengatasi masalah ini,” ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum terpilih Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi menilai perlu upaya menjadikan masyarakat sebagai garda terdepan.

Agar nantinya masyarakat mampu mendeteksi sejak dini COVID-19.

Hal ini disebut dengan triage community, yaitu masyarakat yang bisa memilah kondisi Covid-19 seperti apa yang harus ditangani di rumah sakit atau masih bisa isolasi mandiri di rumah.

“Ini penting diajarkan kepada masyarakat, sehingga ada kelompok-kelompok sosial yang menjadi satu bagian kontrol sosial, melakukan pemantauan bagi masyarakat yang menjalani isolasi mandiri, termasuk juga pemberdayaan ekonomi."

"Ajak civil society ini mendukung semua program yang dilakukan pemerintah. Tentu tidak mampu jika hanya dari tenaga kesehatan dan pemerintah saja,” katanya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam menegaskan saat ini seluruh tenaga kesehatan telah digerakkan untuk turut serta membantu penanganan Covid-19.

“Memang dalam kondisi seperti ini semua dokter, tidak melihat spesialis apa, bisa bahu membahu membantu Covid-19. Kami juga membentuk sukarelawan dari dokter spesialis yang lain. Ini yang namanya mulai mobilisasi,” pungkas Ari.(*/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler