jpnn.com - JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengakui tidak semua kalangan mendukung kebijakan yang dikeluarkannya sebagai menteri. Sebab, selama satu bulan melakukan pendekatatan persuasif, masih banyak pelaku dan operator perikanan yang tidak menghargainya sebagai pejabat negara.
"Dari hasil pendekatan, ada operator yang jelas jelas tidak menghargai usaha saya sebagai aparat negara, sebagai menteri. Di mana mereka jelas membohongi data yang mereka berikan," ungkap Susi dalam jumpa pers di Kantornya, Jakarta, Senin (8/12).
BACA JUGA: Diminta Batalkan Hukuman Mati, Jokowi: Itu Hukum di Indonesia
Menurut Susi, operator tersebut memberikan data bohong soal hasil tangkapan mereka yang hanya mencapai 50 ton per tahun atau sekitar 200 kg dalam sehari. Mendengar data tersebut, Susi tidak percaya begitu saja. Hanya saja ia enggan menyebut siapa operator tersebut.
"Kapal kecil di Pangandaran saja bisa 500 kg sampai 1 ton sehari. Mereka tidak kooperatif dan tidak menghargai saya sebagai petugas negara ketika meminta keterangan. Penyepelean tidak menghargai kedaulatan Indonesia," sesalnya.
BACA JUGA: Thailand dan Malaysia Dukung Menteri Susi Tenggelamkan Kapal Pencuri
Bos maskapai Susi Air ini bahkan tak segan mengancam yang bersangkutan bila kedapatan mematikan sistem VMS (Vessel Monitoring System), yakni alat milik KKP yang digunakan untuk mengetahui keberadaan kapal. Karenanya kementerian akan terus memantau kapal-kapal yang berlayar di laut Indonesia.
"Mereka ada yang curang mematikan VMS. Kalau ketahuan izin mereka akan kita cabut. Ini diatur dalam Undang- undang," jelasnya. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Selesaikan Masalah Golkar, Menkum HAM Bentuk Tim Khusus
BACA ARTIKEL LAINNYA... Negara Besar Idealnya Punya Semangat Superior
Redaktur : Tim Redaksi