Menteri Teten Harapkan UMKM dan Koperasi Tetap Eksis dengan Memanfaatkan Perubahan Pasar

Senin, 07 September 2020 – 20:21 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Foto Hu,mas Kemenkop UKM.

jpnn.com, LOMBOK TENGAH - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengharapkan UMKM dan Koperasi mampu bertahan dengan memanfaatkan situasi pasar yang sedang berubah akibat pandemi COVID-19. Pasalnya, kondisi ini diprediksi berlangsung cukup lama sehingga hanya UMKM yang adaptif dan inovatif yang bisa survive.

"Pemerintah tidak tinggal diam. Serangkaian kebijakan untuk membantu UMKM dan koperasi sedang dan akan terus dilanjutkan," tegas Teten Masduki saat membuka pelatihan "KUKM Eksis dan Mampu Beradaptasi dalam Pandemi COVID-19 dan Era New Normal" di Lombok Tengah, NTB pada Senin (7/9). Teten membuka forum itu secara virtual.

BACA JUGA: Menkop Teten Sebut UMKM Kuliner jadi Andalan Titik Pemulihan Ekonomi Nasional

Teten menjelaskan bahwa bantuan yang diberikan pemerintah kepada UMKM disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi UMKM. Bagi yang terdampak secara ekstrem diberikan bansos. Untuk yang kesulitan pembiayaan sementara usahanya masih berjalan, maka akan mendapatkan restrukturisasi pinjaman subsidi bunga 6 bulan dan keringanan pajak, serta pinjaman dengan bunga 3 persen.

Sementara untuk UMKM yang belum tersentuh perbankan akan diberikan Banpres produktif sebesar Rp 2,4 juta. "Bantuan ini diberikan kepada 12 juta pelaku usaha mikro. Sampai pada akhir September 2020 ditargetkan sudah 100 persen," kata Teten.

BACA JUGA: Merasa Terharu, Menteri Teten: Disabilitas Bukan Halangan Menjadi Wirausaha

Jika kemudian didapati perekonomian nasional pada Kuartal I 2021 masih landai, maka kedua bantuan itu (restrukturisasi dan banpres produktif usaha mikro) kemungkinan besar akan diteruskan.

*Akses Permintaan

BACA JUGA: Teten Masduki Membeber Strategi Pemerintah Menyelamatkan UMKM

Dari sisi permintaan, pemerintah juga membuka kesempatan seluas-luasnya bagi UMKM untuk memasarkan produknya.

"Dalam APBN 2020 ada alokasi Rp 307 triliun belanja kementerian lembaga yang bisa dimanfaatkan UMKM walaupun dalam pelaksanaannya masih sekitar delapan persen. Karena itu Kemenkop UKM juga bekerja sama dengan LKPP untuk mempercepat penyerapan itu," ucap Menteri Teten.

Kerja sama juga dilakukan dengan Kementerian BUMN di mana untuk pengadaan barang dan jasa, termasuk infrastruktur yang nilainya di bawah Rp 19 miliar, kegiatan itu akan dialokasikan untuk UMKM. Kebijakan tersebut saat ini baru diikuti 9 BUMN dan direncanakan diberlakukan pada seluruh BUMN pada 2021.

Pemerintah juga menyediakan sarana transformasi bagi UMKM untuk bisa masuk dalam pasar digital. "Kita akan dorong UMKM masuk ke marketplace. Belanja melalui marketplace akan jadi tren sehingga penting kita mempercepat transformasi digital UMKM terhubung dengan marketplace digital," ucap menteri asal Jawa Barat itu,

"Kita memberikan akses seluas-luasnya kepada UMKM tidak lagi jualan di sekitar tetangga, sekitar pasar, tapi juga terhubung dengan pasar yang lebih luas. Ini harus segera kita kerjakan bersama-sama," lanjut Teten.

Di samping itu, ada UMKM yang masih bisa bertahan di tengah pandemi COVID-19 yang berhasil melakukan adaptasi dan inovasi produk sesuai dengan permintaan konsumen atau permintaan pasar.

"Kami menyadari UMKM untuk melakukan reorientasi bisnis, perencanaan bisnis yang lebih baik. Saya kira kalau kita punya kesadaran sosial untuk membeli atau belanja produk UMKM saya kira perputaran ekonomi akan sedikit membaik," jelasnya.

*Berlangsung Cukup Lama

Menkop UKM Teten Masduki juga mengatakan, berbagai kajian menunjukkan UMKM maupun perekonomian nasional harus mempersiapkan diri menghadapi situasi COVID-19 dalam waktu yang cukup lama.

"Masalah ini bukan dialami oleh kita saja, tetapi juga dialami oleh seluruh negara. Ada 295 negara yang berdampak cukup signifikan. Saya kira kita harus bisa bertahap dalam situasi global ini " ucapnya.

Oleh karena itu, mantan kepala Staf Kepresidenan ini  mengharapkan pelatihan-pelatihan yang dilakukan selama pandemi COVID-19 bisa diarahkan bagaimana koperasi dan UMKM melakukan adaptasi bisnis, adaptasi usaha, melakukan digitalisasi UMKM serta inovasi produk.

Sebagai contoh, pengrajin batik di Jawa Tengah yang di awal pandemi mengalami penurunan penjualan yang luar biasa, namun bisa survive karena banting setir dengan berjualan produk pakaian rumah seperti daster, celana pendek dan lainnya. Hal itu mampu mengangkat  penjualan mereka.

Selain itu banyak restoran dan kafe yang tutup karena tak boleh berjualan. Namun mereka banting setir membuat produk makanan kemasan, seperti frozen food, dan makanan siap saji dalam bentuk siap dimasak di rumah. Saat ini di sektor tersebut sedang digandrungi dan industri rumahan terutama untuk produk makanan dan minuman kembali bertumbuh.

"Jadi sekarang ini baik penjualan lewat media sosial dan online luar biasa dan akan terus tumbuh. Penting saya kira harus bisa membaca peluang usaha yang masih ada di tengah pandemi COVID ini," kata Teten.

Bahkan, kata Teten, bisa dilihat dari angka penjualan, sekarang ini usaha kuliner berada di posisi teratas. Kedua adalah urusan pendidikan sekolah. Lalu yang ketiga, berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, dan di luar dugaan juga penjualan barang barang hobi seperti bunga hias, ikan hias, dan sejenisnya juga menunjukkan tren penjualan yang tinggi.

Hal itu kemungkinan didorong oleh kebiasaan masyarakat di masa pandemi yang sering ada di rumah dan tidak bisa pelesiran, sehingga banyak yang mengisi waktunya dengan kegiatan hobi.

*Sektor Pariwisata

Menteri Teten menambahkan, khusus untuk NTB, Bali, atau daerah wisata lainnya yang selama ini cukup besar mengangkat perekonomian daerah, semua merasakan dampak luar biasa selama pandemi Covid-19.

"Saya berharap bagaimana pelatihan yang disiapkan oleh pemerintah daerah, dan kementerian lembaga di pusat, diorientasikan untuk membantu UMKM keluar dari masalah krisis ini. Kemudian mencari peluang baru di tengah pandemi COVID," ujar Teten.

Terakhir, dia berharap pelatihan yang dilaksanakan di NTB bisa membantu para pelaku usaha sektor koperasi dan UMKM untuk bisa bertahan di tengah pandemi COVID-19, serta mampu memanfaatkan peluang sesuai dengan permintaan pasar.(jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler