Menteri Trenggono Luncurkan Modelling Penangkapan Ikan Terukur Pertama di Indonesia

Selasa, 04 Juni 2024 – 10:48 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono didampingi Penjabat Gubernur Maluku Sadali Le dan Danrem 151/Binaiya Kodam Pattimura XV Brigjen TNI Antoninho Rangel Da Silva memberikan keterangan pers seusai peluncurakan modelling Penangkapan Ikan Terukur (PIT) pertama di Indonesia bersama PT Samudera Indo Sejahtera (SIS) dan kelompok nelayan di Kota Tual pada Senin (3/6/2024). Foto: Penerangan Korem 151/Binaiya

jpnn.com, TUAL - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono resmi meluncurkan modelling Penangkapan Ikan Terukur (PIT) pertama di Indonesia.

Pengembangan modelling ini akan dilakukan di dua wilayah zona 3 perikanan. Salah satunya di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara.

BACA JUGA: Dengar Keluhan Nelayan dan Pedagang, Anies Janji Perbaiki Tata Niaga Perikanan

Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama bisnis hulu hilir perikanan tangkap dan penangkapan ikan terukur bersama PT Samudera Indo Sejahtera (SIS) dan kelompok nelayan di Kota Tual pada hari ini, Senin (3/6/2024).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2023 tentang Penangkapan Ikan Terukur, Penangkapan Ikan Terukur adalah penangkapan ikan yang terkendali dan proporsional.

BACA JUGA: Menteri KKP Trenggono Bereaksi Tegas soal Pulau Widi Dijual di Situs Sothebys

Penangkapan Ikan Terukur (PIT) dilakukan di zona penangkapan ikan terukur, berdasarkan kuota penangkapan ikan dalam rangka menjaga kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya serta pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Sampai hari ini kami belum mampu dan belum bisa berhasil ekspor produk perikanan ke Eropa. Salah satu yang saya dapatkan informasi kenapa itu terjadi, dia cuman jawab cara penangkapan kalian masih barbar," kata Menteri Trenggono di Tual, Maluku Tenggara.

BACA JUGA: Ide Geopolitik Soekarno, Tawaran Disertasi Hasto untuk Mas Trenggono

Menurut Trenggono, penangkapan terukur itu adalah untuk memberikan keyakinan kepada pasar di dunia juga bahwa ikan ditangkap dengan cara yang lebih lebih manusiawi lebih baik.

Ikan yang lebih bisa dideteksi bawa ini dari mana, jenisnya seperti apa, peralatan tangkap seperti apa, dan lebih efisien," sambungnya

Di Tual merupakan salah satu titik pengembangan modeling PIT/Penangkapan Ikan Terukur di Indonesia Timur.

Oleh karena itu, PT Samudera Indo Sejahtera (SIS) telah memenuhi syarat untuk melaksanakan Penangkapan Ikan Terukur secara profesional efektif efisien dan modern

Penangkapan Ikan Terukur ini akan meningkatkan produktivitas di daerah sehingga dapat menjadi katalisator dalam mendongkrak perekonomian Indonesia khusunya di daerah Tual.

Trenggono menjelaskan ekonomi daerah bisa didorong melalui langkah pemusatan produktivitas, di mana penangkapan hingga pengolahan hasil tangkapan akan dilakukan langsung di Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara.

“Hal ini sering dipertanyakan ke saya oleh nelayan atau pelaku industri di Pantura, 'Pak kalau di Jawa butuh ikan gimana? Ya, dikirim aja, dia beli dari dari Tual dan dikirim ke Jawa. Akan jauh lebih efisien dibandingkan dengan kapalnya dari Jawa tangkap sini balik lagi, ongkosnya sudah double sehingga tidak efisien," ujar Trenggono.

Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) KKP TB Haeru Rahay mengatakan dalam proses implementasi model PIT di zona 3, total sebanyak 187 kapal yang sebelumnya menyetor ikan ke zona 6 Jakarta, kini telah disinergikan untuk menjaring dan menyetor ikan di Tual dan Kepulauan Aru. Diestimasikan transaksi bisa dihasilkan Rp 48,4 miliar.

"Hasil produksi ikan dari 187 kapal ini diestimasi sekitar 4.578 ton setiap bulannya, dengan nilai transaksi sekitar Rp 48,4 miliar dalam satu bulannya. Nilai ini masih sangat kecil, namun izinkan kami akan selalu memotivasi teman-teman mensinergikan semuanya," kata Haeru.

Haeru mengatakan kunci utama dari kelancaran proses transformasi tak lain adalah sinergi antar pemangku kepentingan.

Oleh karena itu, serangkaian pertemuan dilakukan dalam menggagas modeling PIT di Provinsi Maluku hingga lahirlah kerja sama bisnis hulu hilir perikanan.

Menteri Perikanan & Kelautan meminta kepada seluruh pihak dan instansi terkait mulai dari Tingkat Pusat,Tingkat Provinsi dan Tingkat Kabupaten agar bisa mendukung sepenuhnya PT Samudera Indo Sejahtera (SIS) dan PT Industri Perikanan Arafura (IPA) serta sejumlah koperasi nelayan.

Salah satu strateginya yaitu penjualan ikan bisa diarahkan dan dikonsentrasikan di Pelabuhan PT Samudera Indo Sejahtera (SIS) maupun di PT. Industri Perikanan Arafura (IPA) dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat serta perekonomian Nasional dengan mengekspor ikan secara masif ke luar negeri secara langsung sekaligus bisa dijadikan Tual sebagai Lumbung Ikan Nasional Indonesia/LINI dalam Perspektif Ketahanan Pangan dari bidang perikanan.

Selain Menteri Perikanan dan Kelautan, hadir juga dalam acara Launching Modeling PIT/Penangkapan Ikan Terukur tersebut adalah Sadali Le, Penjabat Gubernur Maluku.

Sadali menyambut kedatangan Menteri Keluatan dan Perikanan dengan penuh antusias termasuk masyarakat Tual.

“Atas nama pemerintah Provinsi Maluku dan Forkopimda Provinsi, berjanji akan mendukung sepenuhnya tentang modeling PIT tersebut dengan harapan di masa mendatang dapat menberikan konstribusi positif bagi Provinsi Maluku dan selutuh Indonesia,” ujar Sadali Le.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler