jpnn.com, JAKARTA - Posisi Indonesia dalam Global Innovation Index yang diterbitkan oleh World Intellectual Property Organization (WIPO) mengalami peningkatan. Meski demikian, posisinya masih jauh di bawah negara-negara Asia seperti Singapura, Jepang dan Tiongkok.
Merujuk Global Innovation Index 2016, posisi Indonesia ada di peringkat ke-88, atau meningkat dibanding pada 2915 yang berada di posisi 97. Namun, posisi itu masih di bawah Singapura yang berada di peringkat keenam, Jepang (peringkat ke-16) dan bahkan Tiongkok (peringkat ke-25).
BACA JUGA: Pemerintah Prioritaskan Perlindungan Intelektual demi Persaingan Global
Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H Laoly mengatakan, kondisi itu menunjukkan Indonesia harus memacu diri dengan berbagai inovasi untuk bisa bersaing di tingkat global. Menurutnya, inovasi berperan sebagai faktor penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Saat ini, Indonesia sangat kaya dengan produk-produk kreatif, seperti lagu, musik, kuliner, kerajinan tangan, serta produk-produk unik dan khas yang sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis Indonesia. Saya sangat bangga pada hari ini, kita dapat menambah potensi produk Indikasi Geografis yang dilindungi secara nasional yakni berupa produk sawo sukatali Sumedang, kopi robusta Empat Lawang Sumatera Selatan, tenun ikat Sikka Nusa Tenggara Timur, duku Komering Sumatera Selatan dan kopi arabika Kerinci Jambi,” kata Yasonna.
BACA JUGA: Beginilah Cara Dirjen PAS Blak-blakan soal Penjara
Dan bahkan untuk lingkup internasional khususnya di Uni Eropa, sambung Yasonna, sudah ada perlindungan merek kolektif untuk kopi Gayo. “Saya berharap dan mengimbau agar lebih banyak lagi potensi produk-produk indikasi geografis lainnya yang akan mendapat pelindungan baik dalam lingkup nasional maupun internasional,” tuturnya.
Peraih gelar Ph.D dari North Carolina State University itu menambahkan, Indonesia memiliki potensi pasar terbesar di ASEAN. Sebab, Indonesia memang menguasai sekitar 40 persen dari pasar ASEAN.
BACA JUGA: Menteri Harus Dievaluasi agar Tak Bertahan di Zona Nyaman
“Dengan jumlah penduduk 250 juta orang dari 600 juta jumlah penduduk ASEAN, telah menjadikan Indonesia sebagai tujuan pasar dari berbagai negara,” sebutnya.
Selain itu Yasonna juga mengatakan, musik dan lagu Indonesia sangat digemari di luar negeri, khususnya di negara-negara ASEAN seperti di Malaysia dan Singapura. Kondisi itu tentunya tidak hanya memberi kontribusi terhadap pendapatan ekonomi bagi penciptanya, namun juga dapat memberi kontribusi ekonomi bagi negara. “Salah satunya melalui pengumpulan royalti atas komersialisasi karya-karya musik dan lagu tersebut,” katanya.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenkumham Berbagi Kebahagiaan Paskah dengan Warga Binaan
Redaktur : Tim Redaksi