jpnn.com, JAKARTA - Staf Khusus Presiden Bidang Sosial Angkie Yudistia menyatakan pentingnya program pelatihan terus-menerus dan berkelanjutan guna mencapai inklusi disabilitas lebih baik di lingkungan kerja.
Pelatihan tersebut harus melibatkan anggota tim, termasuk manajemen dan staf, sehingga semua orang memiliki pemahaman yang sama tentang pentingnya menjadi inklusif dan mengetahui cara penerapannya dalam praktik sehari-hari.
BACA JUGA: Tech to Empower 2023, Memajukan Inklusi Digital bagi Penyandang Disabilitas
Menurut Angkie, dengan memperhatikan dan menerapkan prinsip prinsip inklusi disabilitas dalam lingkungan kerja, organisasi dapat membangun reputasi yang baik sebagai tempat kerja yang ramah terhadap semua individu.
"Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi individu dengan disabilitas, tetapi juga bagi perusahaan secara keseluruhan, karena akan memicu peningkatan kepuasan, produktivitas, dan reputasi Perusahaan," ujar Angkie, dalam keterangannya, Jumat (1/9).
BACA JUGA: Menteri Hadi Dukung Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas
Saat ini, sudah banyak institusi pemerintah dan perusahaan swasta yang mempekerjakan penyandang disabilitas.
Hal ini merupakan perwujudan kepatuhan terhadap Undang-Undang No 8/2016 tentang Penyandang Disabilitas, beserta dengan adanya Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 21/2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Unit Layanan Disabilitas Bidang Ketenagakerjaan yang mengatur posisi dan peran Unit Layanan Disabilitas Bidang Ketenagakerjaan, menunjang gairah penyedia lapangan kerja untuk merekrut dan mempekerjakan penyandang disabilitas.
BACA JUGA: Cegah Kejahatan Digital terhadap Anak Disabilitas, Ortu Harus Lakukan Ini
Angkie berharap dapat memberikan pemahaman dan penerimaan yang lebih besar terhadap pekerja penyandang disabilitas di perusahaan, yang pada akhirnya dapat menciptakan ekosistem kerja yang lebih inklusif.
"Seluruh individu mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkarya dan berdaya di lingkungan kerja," tuturnya.
Maka, hadirnya program Langkah Menuju Kesetaraan yang diinisiasi oleh Yayasan Berdaya Menembus Batas (Potensi Inclusive Management) bersama Kementerian BUMN ini dapat mendorong perubahan kultural dan institusional dalam membentuk lingkungan kerja yang adil, inklusif, dan berdaya guna bagi semua individu, tanpa memandang disabilitas mereka.
Program yang didukung PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ini merupakan pelatihan kesadaran dan inklusi disabilitas, dengan peserta pelatihannya human capital BUMN.
Salah satu tujuan utama dari pelatihan ini adalah menghilangkan stereotip dan prasangka yang terkait dengan disabilitas.(jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh