Menuju Konferensi Moderasi Beragama, Kemenag Suarakan Kedamaian dalam Heterogenitas 

Selasa, 24 Oktober 2023 – 19:44 WIB
Kaban Litbang dan Diklat Kemenag Prof. Suyitno menyampaikan program inovasi moderasi bertujuan agar praktik baik dari masyarakat, dan lembaga pendidikan, bisa menjadi role model, Foto Humas Kemenag

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama Nizar Ali menyampaikan Kampung moderasi beragama, rumah moderasi beagama, sekolah moderasi beragama serta perguruan tinggi moderasi beragama, bisa menjadi role model menjelang tahun politik saat ini. 

Sebab, pada tahun politik masyarakat sangat rentan dengan gesekan-gesekan, hanya karena perbedaan pilihan politik. 

BACA JUGA: Kemenag Tunjuk 7 PTKN Jadi Pilot Project Penguatan Kapabilitas SPI

"Moderasi beragama di kampung dan tempat ibadah menjadi opsi untuk menciptakan keharmonisan umat beragama. Di kampung moderasi beragama dipastikan kehidupan umat beragama harmonis dan damai," terang Nizar saat membuka Diskusi Publik, Ekspos Inovasi Moderasi Beragama, dengan tema Membangun Harmoni Melalui Kampung Moderasi dan Rumah Ibadah Moderasi,  Senin (23/10).

Diskusi yang digagas Balai Litbang Agama Semarang ini dalam rangkaian roadshow sosialisasi rencana perhelatan akbar Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika (KMBAA) di Bandung pada 11 sampai 13 Desember 2023 mendatang.

BACA JUGA: Kemenag Luncurkan FCP, Perkuat Transparansi Bantuan Pemerintah

Pada kesempatan sama, Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kemenag Prof. Suyitno mengatakan, pelaksanaan ekspos inovasi moderasi beragama di Unair sejalan dengan lahirnya Pepres Nomor 58 Tahun 2023, tentang penguatan moderasi beragama. 

Program moderasi beragama (PMB) bukan semata tusinya Kemenag, tetapi menjadi kewajiban bersama semua kementerian/lembaga. 

BACA JUGA: Kemenag Usut Kasus Guru Dimutasi Gegara Protes Toilet Berbayar di MAN 1 Pamekasan

“Program inovasi moderasi bertujuan agar praktik baik dari masyarakat, dan lembaga pendidikan, bisa menjadi role model, bahwa apa yang dilakukan menjadi contoh dan bisa dikembangkan lalu didesiminasikan di tempat lain,” tutur Kaban.

Dia juga berharap dengan rencana gelaran KMBAA di Bandung nanti, bisa mengimpor dan mengekspor praktik-praktik baik moderasi beragama di benua Asia Afrika. 

Di samping itu bisa berkontribusi, memberikan solusi, dan pandangan tentang pentingnya hidup damai, meskipun semua berbeda latar belakang, suku bangsa, agama dan heterogenitas. 

Pada kegiatan diskusi ini juga diberikan hadiah kepada para pemenang lomba inovasi. Kategori kampung moderasi, Juara 1 Desa Rama Agung, Bengkulu, Juara 2 Dusun Plumbon, Banguntapan, DIY dan juara 3 Desa Budakeling, Karangasem, Bali. 

Kategori rumah ibadah moderasi beragama, Juara 1 Vihara Tanah Putih semarang, Jawa tengah, Juara 2 Masjid At-Taqwa, dan Pura Kalingga, Pekalongan, Jawa Tengah, dan Juara 3 Pura Karanggede, Bantul, DIY. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler