jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Raihan Ariatama menyoroti kualitas demokrasi Indonesia yang dianggap mengalami penurunan.
Hal tersebut disampaikan Raihan pada acara Panggung Kebangsaan 93 Tahun Sumpah Pemuda: Menakar Kinerja 2 Tahun Jokowi-Amin di Sekretariat PB HMI, Setiabudi, Jakarta Selatan.
BACA JUGA: Aksi HMI di Aceh Utara Ini Patut Dicontoh, Pak Jokowi Perlu Beri Perhatian
Menurut dia, kondisi demokrasi Indonesia saat ini terjadi karena menguatnya populisme dengan sentimen rasial, etnis, dan agama yang merusak sendi-sendi kebangsaan dan kebhinekaan.
Selain itu, penyempitan ruang perbedaan berpendapat karena penggunaan pasal karet dalam UU ITE, tindakan represif dan kekerasan oknum aparat keamanan dalam pengamanan aksi demonstrasi, serta menurunnya indeks persepsi korupsi Indonesia juga menjadi alasan rusaknya kualitas demokrasi.
BACA JUGA: Janda Cantik Ini Pilih Berbuat Nekat di Kamar saat Subuh, Tak Disangka, Ini Penyebabnya
“PB HMI sebagai bagian entitas masyarakat sipil siap memenangkan demokrasi," kata Raihan, Kamis (28/10).
Hal tersebut, lanjut dia, dilakukan PB HMI dengan memasifkan wacana kebangsaan dan kebhinekaan serta keislaman yang moderat di ruang publik.
BACA JUGA: Peringati Hari Sumpah Pemuda, PB HMI Soroti Masalah Kesenjangan Sosial
Kemudian, PB HMI juga mendorong pemerintah dan legislatif untuk melakukan penyempurnaan UU ITE demi mencegah penyempitan ruang publik, dan mengawal serta mengawasi kekuasaan agar tidak melakukan abuse of power.
Untuk itu, Raihan mengajak semua pemuda untuk menjadikan Hari Sumpah Pemuda sebagai momentum yang merefleksikan kondisi dan memproyeksikan masa depan bangsa.
Dia menyebut pemuda sebagai aktor sentral dalam setiap bagian sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
BACA JUGA: Janda Cantik Ini Pilih Berbuat Nekat di Kamar saat Subuh, Tak Disangka, Ini Penyebabnya
"Kita diwarisi api idealisme, cita-cita, optimisme dan harapan oleh generasi sebelum kita, dan kita harus menyalakan api tersebut untuk menyokong kemajuan Indonesia,” pungkasnya. (mcr9/jpnn)
Redaktur : Budi
Reporter : Dea Hardianingsih