Peringati Hari Sumpah Pemuda, PB HMI Soroti Masalah Kesenjangan Sosial

Jumat, 29 Oktober 2021 – 10:44 WIB
Ketua Umum PB HMI Raihan Ariatama. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Raihan Ariatama mengajak semua elemen bangsa, terutama pemuda untuk bekerja sama melawan Covid-19.

Hal tersebut disampaikan Raihan pada acara Panggung Kebangsaan 93 Tahun Sumpah Pemuda: Menakar Kinerja 2 Tahun Jokowi-Amin di Sekretariat PB HMI, Setiabudi, Jakarta Selatan

BACA JUGA: Peringati Sumpah Pemuda, Kemhan Hadirkan Anak Muda Berbagi Kisah Menginspirasi

"Kita butuh solidaritas! Kita harus bersatu dan bangkit! Hari Sumpah Pemuda adalah momentum untuk semakin mempererat solidaritas dan persatuan kita," kata Raihan, Kamis (28/10).

Dia mengapresiasi kinerja pemerintah dalam menangani pandemi karena kasus Covid-19 semakin terkendali.

BACA JUGA: Partai Gelora Rayakan Ultah ke-2 di Hari Sumpah Pemuda, Ini Capaiannya

Kemudian, Raihan juga membeberkan anggaran Penanganan Ekonomi Nasional (PEN) dan Penanganan Covid-19 yang mencapai Rp 695,2 triliun pada 2020 dan  meningkat menjadi Rp 744,75 triliun pada 2021.

"PB HMI harus mengawal dan mengawasi akuntabilitas dan transparansi anggaran tersebut,” tegasnya.

BACA JUGA: Apresiasi Kinerja Jokowi, PB HMI Siap Bermitra dengan Pemerintah

Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu juga menyoroti pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7,07 persen secara year-on-year di triwulan II-2021.

Dia mengatakan ekonomi mengalami perbaikan tetapi kesenjangan sosial di Indonesia semakin melebar di tengah pandemi.

"Pada satu sisi, angka kemiskinan mengalami peningkatan, jumlah pengangguran bertambah, rata-rata upah pekerja Indonesia mengalami penurunan sebesar 1,95 persen," ujar Raihan.

Di sisi lain, lanjut dia, jumlah orang kaya dan ultrakaya di Indonesia mengalami kenaikan secara siginfikan.

Raihan mengungkapkan laporan Credit Suisse menunjukkan jumlah orang kaya pada 2020 dengan nilai kekayaan USD 1 juta atau lebih meningkat 61,69 persen dibandingkan pada 2019, menjadi sebanyak 171.740 orang.

Lalu, jumlah orang ultrakaya pada 2020 dengan nilai kekayaan USD 100 juta naik 22,29 persen dibanding tahun sebelumnya.

Dengan begitu, jumlah orang ultrakaya di Indonesia menjadi 417 orang .

"Kondisi ini merupakan sebuah ironi bagi negara yang menganut ‘Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia’; bahwa pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh segelintir orang," tutur Raihan.

Untuk itu, dia mendorong lahirnya social-entrepreneur yang tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga benefit untuk banyak orang.

BACA JUGA: Janda Cantik Ini Pilih Berbuat Nekat di Kamar saat Subuh, Tak Disangka, Ini Penyebabnya

"PB HMI telah memulai dengan me-launching program Inkubator Kewirausahaan beberapa waktu lalu,” tambah pria berusia 28 tahun itu. (mcr9/jpnn)


Redaktur : Budi
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler