Menurut Ketum PGRI, Banyak Banget Tantangan Guru Masa Kini

Selasa, 26 November 2024 – 15:10 WIB
Ketum PB PGRI Unifah Rosyidi. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Profesor Unifah Rosyidi mengatakan para pendidik atau guru pada era saat ini harus memiliki mental yang kuat.

Selain itu, guru juga harus mau belajar untuk bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi.

BACA JUGA: Supriyani Divonis Bebas, PGRI: Kado Hari Guru Nasional

“Jadi guru zaman sekarang itu harus kuat mental dan siap untuk bekerja dengan segala keterbatasan,” katanya saat dihubungi ANTARA pada Selasa (26/11).

Prof Unifah terus mengingatkan guru-guru di seluruh Indonesia untuk terus mengasah kemampuan mereka, meski dalam keterbatasan dalam hal infrastruktur dan upah yang mereka terima.

BACA JUGA: 4 Hal Penting pada Sidang Kedua Kasus Guru Honorer Supriyani, Bukan Hanya PGRI

Menurut Unifah, menjadi guru pada era saat ini tidaklah mudah.

Berbagai tantangan dan juga rintangan kerap kali menghampiri perjuangan para guru yang ada di Indonesia, terlebih di kawasan terpencil.

BACA JUGA: Kasus Guru Supriyani Dituduh Memukul Anak Polisi, KPAI Minta PGRI Tak Lakukan Diskriminasi

Dia mengatakan terdapat dua tantangan besar guru saat ini baik dari dalam dan juga luar yang membuat mereka tidak nyaman dalam melakoni pekerjaan.

“Tantangan internal itu ada pada dirinya, yaitu bagaimana dia dapat memotivasi diri untuk terus belajar dan bekerja diantara berbagai keterbatasan yang diterima oleh para guru. Keterbatasan dalam penggajian, dalam penghargaan orang terhadap profesi guru,” ujar Unifah.

Sementara tantangan dari luar, lanjutnya, guru harus menyadari mereka bukanlah satu-satunya sumber pengetahuan pada era industri teknologi yang seringkali menjadi kunci jawaban ketika murid sudah tidak lagi menemukan jawaban dari tenaga pengajar.

Selain itu guru juga kerap kali mendapatkan tantangan dari berbagai aturan yang sering berubah, sehingga mereka dipaksa untuk bisa bertahan dan mampu mengatasi segala peraturan yang ada.

Guru juga kadang diharuskan untuk selalu untuk mengorbankan waktunya lebih dari jam kerja mereka.

“Aturan-aturan itu, misalnya guru ada yang 24 sampai 36 jam. Sementara 24 jam sendiri belum tentu dibayar dengan tepat. Belum lagi aturan yang berubah-ubah terus menerus. Itu tantangan. Belum lagi dia harus bisa beradaptasi dengan berbagai perubahan yang ada, itu tantangan yang tidak mudah,” ujarnya.

Meski demikian pihaknya terus memberikan semangat kepada guru untuk tidak goyah dengan berbagai tantangan demi terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul pada masa mendatang.

“Tetapi saya selalu mengatakan bahwa tidak penting berapa kali jatuh. Yang penting berapa kali pula kita bangun. Jangan pernah menyerah dan jangan pernah berhenti mendidik anak Indonesia,” kata Unifah Rosyidi. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler