jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta maskapai penerbangan berkontribusi dalam penyerapan pilot pemula atau ab initio.
Paling tidak mereka magang dulu dalam kurun waktu 6 bulan atau 1 tahun dengan penghasilan yang tidak maksimal akan tetapi mereka mendapat kesempatan menjadi co pilot.
BACA JUGA: Ketahuilah, 1.200 Pilot Menganggur
"Ini dapat menjadi bagian dari proses rekrutmen yang baik, para maskapai penerbangan bisa memilih dari yang magang mana yang baik," ujar Budi, seperti diberitakan Indopos (Jawa Pos Group).
Banyaknya pilot yang mengganggur, menurutnya, karena pertumbuhan jumlah penumpang tidak berbanding lurus dengan kebutuhan jumlah pesawat. Ini yang menyebabkan banyak pilot nganggur.
BACA JUGA: Proyek KA Semicepat Jakarta-Surabaya Berpotensi Molor
Mengatasi persoalan tersebut, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan pelatihan kepada para pilot pemula.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengatakan, upgrading training aeronautical knowledge kepada pilot ab initio merupakan salah satu tindak lanjut program optimalisasi penyerapan pilot ab initio.
BACA JUGA: Inilah Perkembangan Proyek Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya
"Saya berharap pelaksanaan upgrading training ini bisa dimanfaatkan sebesar -besarnya oleh para pilot ab initio untuk meningkatkan dan refreshing knowledge sehingga kompetensi mereka sesuai dengan standar internasional maupun standar maskapai penerbangan dalam negeri dan asing," tegasnya.
Kemenhub saat ini juga sedang melakukan evaluasi 8 sekolah pilot. "Februari nanti akan kami sampaikan hasil evaluasi 8 sekolah pilot tersebut," ujar Kepala Bagian Kerjasama dan Humas Ditjen Hubungan Udara Agoes Soebagio.
Ia menambahkan, saat ini sudah dua sekolah pilot yang ditutup. "Jumlah sekolah pilot ada 21. Yang sudah ditutup ada 2. Sekarang sedang dievaluasi kinerja 8 sekolah pilot itu. Hasil evaluasi akan kami sampaikan pada Februari nanti. Apakah ditutup atau tetap boleh beroperasi," pungkasnya.
Terpisah, Humas Garuda Indonesia Ikhsan Rosan dihubungi Rabu (25/1) mengatakan, pihaknya mendukung upaya Kemenhub mengatasi banyaknya pilot yang menganggur.
"Pilot yang sesuai kualifikasi tentu kami rekut. Intinya kami mendukung upaya Kemenhub yang saat ini tengah mencari solusi mengatasi banyaknya pilot yang menganggur," pungkasnya.
Sementara itu, pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mendorong pemerintah membatasi jumlah sekolah pilot di Indonesia untuk mengantisipasi semakin timpangnya jumlah pilot dengan kebutuhan yang ada.
Berdasarkan pengamatannya, jumlah sekolah penerbangan yang ada saat ini sudah tidak ideal. Akibatnya banyak lulusan sekolah penerbangan hanya menganggur.
Karena itu dirinya sangat mendukung kebijakan pemerintah melalui menteri perhubungan untuk menutup beberapa sekolah.
Terlebih sekolah-sekolah yang memang tidak memenuhi standar ketentuan yang ada, mengingat ini menyangkut keselamatan orang banyak.
Dengan kuota yang ada ditegaskannya, Indonesia tidak memerlukan banyak sekolah penerbangan, tapi lebih mengedepankan kualitas.
"Banyaknya sekolah (penerbangan, Red) ada khawatirnya ada yang tidak memenuhi standar, ini yang harus dihentikan," katanya.
Berbeda dengan pengamat penerbangan lainnya Alvin Lie. Dia mengaku untuk urusan ini tidak sepakat dengan pemerintah. Mengingat dulunya mereka yang memberikan izin saat terjadi krisis pilot, hingga membuat Indonesia harus melakukan impor pilot.
Apalagi jika ada yang menyebutkan kalau kualitas pilot Indonesia tidak sesuai, karena silabus, pengajar, dan yang menguji sebelum dinyatakan lulus hingga berhak mendapatkan sertifikasi pilot merupakan petugas Kementerian Perhubungan.
"Makanya kalau ada yang menyebut kualitas pilot kita jelek, saya tanya siapa yang luluskan kan itu mereka," ujarnya.
Ditambahkan, jika saat ini Indonesia mengalami surplus 600 pilot, itu tidak menjamin 5-10 tahun nanti hal itu akan terus terjadi, karena tak sedikit juga dalam satu tahun pilot masuk masa pensiun yakni 60 tahun.
Apalagi, transportasi udara merupakan hal dinamis dan pertumbuhannya cepat. Dia ingatkan, seorang pilot tidak boleh ditekan sampai melebihi batas maksimal jam terbang yakni 9 jam per hari dan 30 jam dalam satu minggu.
Jika hal itu terjadi, tentu akan meningkatkan tingginya potensi kecelakaan akibat pilot yang kelelahan. "Jangan dast crisis nanti baru berbondong bondong membuka sekolah lagi," jelasnya.
Karena itu, daripada berfikir untuk menutup, Alvin menyarankan agar pemerintah mendesak seluruh sekolah penerbangan untuk meningkatkan kualitas seluruh sekolah, seperti memberikan pelajaran pengoperasian multy engine, menyediakan simulator supaya bisa transisi dari pesawat balik ke jenis jet, hingga menyediakan latihan penerbangan malam. (dai/sam)
Sekolah Penerbangan di Indonesia:
1. Aeroline Indonesia, Medan, Sumatera Utara
2. Sumatera Flight Education, Medan, Sumatera Utara
3. LKP Sumatera Flight Education Center, Medan, Sumatera Utara
4. Flybest Flight Academy, Batam City, Riau Islands
5. Sekolah Penerbangan A, Padang, Sumatera Barat
6. SMK Teknologi Penerbangan Indonesia Jambi, Kota Jambi, Jambi
7. Aero Flyer Pilot School, Kota Bengkulu, Bengkulu
8. Sumatera Flight Palembang, Kota Palembang, Sumatera Selatan
9. NAM Flying School, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung
10. PSPP Lampung, Kota Bandar Lampung, Lampung
11. Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug, Tangerang, Banten
12. Bandung Pilot Academy, Kota Bandung, Jawa Barat
13. Eagle Air Indonesia, Jakarta Utara, Jakarta
14. Alfa Flying School, Jakarta Timur, Jakarta
15. Garuda Indonesia Training Centre, Jakarta Barat, Jakarta
16. Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta, Bantul, DIJ
17. Pelita Nusa Aviation | Indonesian Airline Academy, Mergangsan, DIJ
18. Flops Penerbang STPI, Cilacap, Jawa Tengah
19. Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Bantul, DIJ
20. Akademi Angkatan Udara, Berbah, DIJ
21. Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi, Jawa Timur
22. Lombok Institute of Flight Technology (LIFT), Kota Mataram, NTB
23. Aviasi Nusantara (Sekolah Penerbangan dan Public Relations), Manado, Sulut
24. Kampus Baru ATKP Makassar - Akademi Teknik Dan Keselamatan Penerbangan (ATKP), Makassar, Sulsel
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemudik Lebaran Mendatang Bisa Gunakan Tol Batang-Semarang
Redaktur & Reporter : Soetomo