jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Ruhut Sitompul merespons perlakuan sejumlah anggota Komisi VIII DPR terhadap Menteri Agama Fachrul Razi terkaiit pernyataannya mengenai radikalisme.
Dalam rapat kerja yang dipimpin Ketua Komisi VIII Yandri Susanto pada Selasa kemarin (8/9), menteri yang juga mantan Wakil Panglima TNI itu dicecer banyak pernyataan menohok.
BACA JUGA: Ali Taher PAN: Saya Sampai Bertanya, Pak Fachrul Razi Ini Agamanya Islam atau Bukan?
Menurut Ruhut, Menag Fachrul yang sempat terlihat sedikit kesal mampu mengendalikan dirinya.
"Menteri Agama Jenderal Purn Fachrul Razi Eks Wakil Panglima TNI menunjukkan kelasnya. 100 nilainya walaupun menjadi bulan-bulanan Anggota DPR (saat) raker kemarin dengan Pengendalian Diri yang sangat Tinggi," tulis @ruhutsitompul, Rabu (9/9).
BACA JUGA: Fachrul Razi Mengaku Menangis Melihat Orang Bunuh-bunuhan sambil Bertakbir
Oleh karena itu, mantan anggota Komisi III DPR ini juga mengaku bangga dengan para pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabinet Indonesia Maju.
"Pak Joko Widodo Presiden RI, kami bangga melihat menteri-menteri pembantu Presiden MERDEKA," sambung Ruhut.
BACA JUGA: Selamat Pagi, Ini Kabar Baik bagi Honorer K2 Lulus PPPK
Menag Fachrul Razi sempat terlihat agak kesal dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI.
Pasalnya, ada anggota dewan mencecar dirinya soal pernyataan mengenai radikalisme yang sempat menuai kontroversi.
Salah satu anggota komisi bidang agama itu yang mencecarnya adalah Ali Taher Parasong, wakil rakyat dari Dapil Banten III yang sempat mempertanyakan keislaman menteri kelahiran Aceh itu.
"Kok tega menyatakan bahwa para ustaz, para guru ngaji itu adalah bagian dari bibit-bibit radikalisme. Apakah itu betul atau tidak coba nanti Pak Menteri mengklarifikasi. Tapi publik sudah mengatakan itu. Sampai saya bertanya Pak Menteri Agama ini agamanya Islam atau bukan," ucap Ali Taher dalam rapat yang disiarkan live di akun YouTube DPR RI.
Meski tampak sedikit kesal, Menag Fachrul bisa mengendalikan diri dan berbicara dengan nada yang terkontrol.
Saat itu, dia meminta anggota dewan tidak melebih-lebihkan pernyataannya terkait radikalisme dalam webinar bertajuk "Strategi Menangkal Radikalisme pada Aparatur Sipil Negara" yang tayang di akun Youtube Kementerian PAN-RB, Rabu (2/9) lalu.
"Saya mohon juga, teman-teman juga sudah sama dewasa, sama tuanya sama saya. Yang saya enggak sebut, tidak usah disebut-sebut lah," ucap Fachrul.
"Kalau menteri agama menganggap semua penceramah itu orang yang radikal, enggak pernah saya mengatakan begitu. Ndak usahlah disebut itu. Sama-nya dewasanya kita. Sama kewajiban kita menjaga bangsa ini," tegas menteri yang lahir dari keluarga perantau Minangkabau asal Maninjau, Kabupaten Agam, Sumbar ini.
Dia justru tidak keberatan bila pernyataannya mengenai radikalisme itu dibuka saja secara utuh, tetapi jangan ditambah-tambahi.
"Kalau orang lain ndak apa-apa lah, tetapi kalau teman-teman DPR enggak usah menambah-nambahi. Sama-sama kita ingin menjaga bangsa ini. Saya setuju dengan bapak," sambung Menag Fachrul Razi. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam