Menyedihkan, di Bali Ada yang Hidup 60 tahun Tanpa Listrik

Jumat, 19 Februari 2016 – 06:16 WIB
Listrik yang ditempel warga di rumah lainnya. Foto: Baliexpressnews.com

jpnn.com - TABANAN – Ternyata tak hanya 7 KK di Tempekan Telengis, Banjar Dinas Baturiti Kaja, Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, yang 20 tahun hidup tanpa tersentuh listrik.

 Masih ada sebanyak 20 KK di Banjar Tanah Barak, Desa Dalang, Kecamatan Selemadeg Timur bahkan tak terjamah listrik hampir selama 60 tahun. Terpaksa mereka mengandalkan listrik dari menempel pada tetangga sejak 17 tahun terakhir. 

BACA JUGA: Wakil Bupati Ganteng, Pernah Hidup Susah Jarang Makan Nasi, Hanya Singkong

Berdasarkan informasi yang berhasil baliexpressnews.com (Jawa Pos Group) himpun, beberapa kali warga Banjar Tanah Bang sebenarnya sudah mengajukan pelayanan listrik ke PLN tapi dikatakan tidak memenuhi syarat saat disurvei.

Pasalnya, jarak antara satu rumah dengan rumah lainnya terlalu jauh serta jalan yang buntu. Namun, hal tersebut tak membuat warga patah semangat karena kebutuhan akan listrik bisa terbilang sangat penting untuk aktivitas sehari-hari sehingga pada 1999 silam warga memutar otak dengan menempel listrik pada warga di Desa Dalang yang jaraknya 1,2 kilometer.

BACA JUGA: Hari Ini Baduy Dalam Ditutup untuk Wisatawan, Kenapa ya?

 “Baru sekitar 17 tahun belakangan ini warga menempel listrik. Rumah yang ditempeli listrik itu jaraknya sekitar 1,2 kilometer dan ada di dekat jalan utama Desa Dalang,” ujar Ni Wayan Sematri, 46 yang ditemui Kamis kemarin (18/2).

Tak berhenti sampai di situ, penderitaan warga Banjar  Tanah Barak masih berlanjut karena hanya 7 KK yang bisa menempel listrik dengan daya masing-masing KK mendapatkan 200 Volt/Ampere dari tegangan listrik yang ditempel adalah 900 Volt/Ampere.

BACA JUGA: ASTAGA! Seorang Pemuda Diterjang Benda Asing

Namun agar ke 20 KK bisa teraliri listrik, tegangan ditambah menjadi daya 1300 Volt/Ampere dan 2200 Volt/Ampere.

“Jadi ditambah lagi dayanya menjadi 1300 Volt/Ampere, dan satu kilometer lagi berdaya 2200 Volt/Ampere sehingga sekarang ke 20 KK sudah bisa menikmati listrik, kalau dulu harus pakai lampu tempel,” lanjutnya.

Dialiri listrik dengan cara menempel tak serta merta meringankan beban ke 20 KK tersebut. Pasalnya, biaya pembayaran listrik per bulan dari menempel bisa dikatakan cukup tinggi, yakni berkisar dari Rp 60.000 sampai Rp 85.000.

“Bagi kami ya lumayan tinggi, apalagi pemakaian di rumah saya hanya tiga lampu, kalau menonton TV jarang. Makanya saya tetap berusaha untuk dapat listrik langsung dari PLN,” keluh warga lainnya Anak Agung Nyoman Suardana, 49.

Oleh sebab itu Bendesa Adat Desa Pekraman Tanah Barat I Made Arthana menjelaskan jika pada 2014, warga mencoba bekerja sama dengan salah satu perusahaan untuk mendapatkan listrik sehingga tak perlu lagi menempel pada yang lain. Dalam kerjasama tersebut rencananya setiap warga dengan swadaya mengeluarkan biaya Rp 3,7 juta per KK untuk mendapatkan daya listrik 1.300 Volt.

 “Kami berusaha agar seluruh warga di Banjar Tanah Barak ini mendapatkan aliran listrik, dan waktu terakhir kamu mengajukan kepada PLN warga diminta untuk menunggu, katanya jarak dari tiang PLN untuk masuk ke Banjar Tanah Barak itu jauh. Jadi secara swadaya kami bekerja sama dengan salah satu perusahaan,” paparnya.

Terkait hal tersebut Manajer PLN Rayon Tabanan, I Made Jiwa yang dikonfirmasi terpisah mengatakan bahwa pihaknya akan segera turun ke lapangan untuk melakukan survei.

 “Mungkin Senin kami akan survei langsung ke lokasi,” ujarnya.

Menurutnya, apabila saat disurvei jarak dari Banjar Tanah Bang dengan tiang listrik terdekat maka pihaknya akan mengonsultasikan kondisi tersebut ke PLN Denpasar untuk bisa dikonsultasikan ke PLN Pusat melalui program Listrik Desa (Lisdes).

“Karena jika jaraknya 1 kilometer apalagi lebih maka akan membutuhkan sebanyak 29 tiang listrik, jadi hasil survey akan kami konsultasikan,” tandasnya.(*/dewa rastana/mus/flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pensiunan PNS Diduga Tewas Diracun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler