jpnn.com - SOE – Obet Sabuna (63), pensiunan pegawai negeri sipil (PNS), Selasa (16/2) tiba-tiba mual dan muntah-muntah kemudian menghembuskan nafas terakhir. Korban yang adalah warga RT 01/RW 01 Kelurahan Kobe Kamusa Kecamatan Kota SoE itu diduga tewas akibat diracun.
Bai Ledek Sabuna, saudara korban ketika dijumpai di ruang pemulasaran jenazah RSUD SoE, kemarin malam mengatakan, Selasa pagi ia mendapat informasi dari korban bahwa korban jatuh sakit di Desa Besana. Ketika mendengar informasi itu, ia bersama keluarga langsung menuju ke Desa Besana kemudian mengajak korban pulang ke rumah. Karena sejak tiga minggu yang lalu korban yang adalah pensiunan kepala sekolah di salah satu SD di Desa Besana pergi membersihkan kebunnya.
BACA JUGA: Kisah Wakil Bupati Ganteng: Ayah Saya Tukang Becak, Ibu Buruh Cuci
“Waktu kami sampai di sana, dia bilang mulai sakit perut dan pinggang setelah makan siang bersama Martinus Mnune dan istrinya Fince Atmet. Katanya mereka makan nasi dan lauknya ayam goreng dengan sayur pucuk labu,” tutur Bai.
Setelah memboyong korban sampai di rumahnya di Kobe Kamusa, sekira pukul 14.00 WIB, korban mulai mual dan muntah-muntah serta mengeluarkan bui dan cairan putih dari mulut.
BACA JUGA: Janji Fasilitasi Transmigrasi OTD Waduk Jatigede
Korban belum sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis, sudah menghembuskan nafas terakhir sekira pukul 15.00 WIB.
“Kami keluarga masih rembuk, apakah nanti diotopsi untuk tahu korban meninggal karena diracun atau apa,” ungkapnya seperti dilansir Timor Express (Grup JPNN).
BACA JUGA: Guru Honorer Dipecat Gara-gara Ikut Demo
Kaur Identifikasi Polres TTS Aipda Laurens Jehau kepada wartawan mengatakan, ketika mendapat laporan itu ia bersama dua anggotanya yakni Briptu Purwanto dan Brigpol Polce Thaiboko langsung menuju ke Tempat Kejadian Perkara (TKP), guna melakukan olah TKP dan mengevakuasi jasad korban ke RSUD SoE untuk kepentingan visum et repertum.
“Kami sampai ke sana TKP-nya sudah tidak asli lagi, karena keluarga sudah merapikan jasad korban, sehingga kami melakukan olah TKP dan langsung mengevakuasi jasad korban ke RSUD SoE,” ujar Laurens.
Dr. Berto Usman yang melakukan visum et repertum, tidak menemukan tanda-tanda kekerasan baik baru maupun lama. Karena itu, untuk mengetahui penyebab pasti meninggalnya korban, harus dilakukan otopsi.
“Tidak ada tanda-tanda kekerasan, jadi kalau mau tahu pasti penyebab tewasnya korban, harus melalui otopsi,” kata dr Berto.(yop/ays/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rusak Citra Bandara Internasional, Pengamen Waria Diraguk
Redaktur : Tim Redaksi