Menyibak Pentingnya Diagnosis Indikasi Gagal Tumbuh Anak

Kamis, 11 Oktober 2018 – 21:30 WIB
Olivier Goulet. Foto: Ist for JPNN

jpnn.com, BALI - Professor of Necker-Enfants Malades Hospital di Paris Olivier Goulet mengatakan, kondisi penurunan atau stagnansi tumbuh kembang anak adalah protein energy malnutrition.

Dia menambahkan, setelah terjadi indikasi faltering growth, anak membutuhkan asupan dengan energi dan protein hewani yang tinggi.

BACA JUGA: GMB – Kemenkominfo Gencarkan Kampanye Cegah Stunting

“Intervensi perlu dibantu berbagai pihak. Karena kesehatan anak sangat rentan, mereka menghadapi tantangan yang besar untuk menstabilkan kesehatan anak. Kita harus menghindari dampak jangka panjang dari malnutrisi," ujar Oliver dalam ASPAC Falteting Growth Summit di Bali yang diikuti negara-negara di Asia Pasifik belum lama ini.

ASPAC Faltering Growth Forum dihadiri tenaga medis dan organisasi profesi kedokteran yang membahas diagnosis dan penanganan indikasi faltering growth atau gagal tumbuh pada anak.

BACA JUGA: Tirta Investama Dukung Kampanye Pencegahan Stunting

Dalam kurva pertumbuhan berat dan tinggi badan, faltering growth ditunjukkan dengan penurunan sebanyak dua poin atau tidak tumbuh pada pengukuran dalam dua kurun waktu yang berkesinambungan.

"Jika tidak segera dilakukan intervensi, kondisi ini akan berujung pada kondisi malnutrisi hingga berujung pada kondisi stunting," tambah Olivier.

BACA JUGA: Ketua DPR Dorong Pemerintah Genjot Upaya Cegah Stunting

Menurut dia, stunting pada dua tahun pertama kehidupan bersifat tidak bisa kembali (irreversible).

Dengan demikian, pertumbuhan fisik dan kemampuan kognitif anak terganggu secara permanen.

Perwakilan tenaga medis dari Tiongkok, India, Indonesia, Kamboja, Malaysia, Myanmar dan Thailand memaparkan kondisi malnutrisi di negara masing-masing dan penanganannya.

Mereka juga berdiskusi mengenai penanganan malnutrisi yang tepat untuk rumah sakit dan komunitas.

Tidak hanya itu, mereka juga membahasa berbagai hal yang dibutuhkan untuk menurunkan prevalensi malnutrisi.

Hal ini termasuk peraturan pemerintah setempat yang mendukung tindakan preventif interventif terhadap gagal tumbuh.

Malnutrisi dapat disebabkan oleh faktor konsumsi nutrisi yang kurang, penyakit bawaan lahir, hingga kondisi lingkungan yang terkontaminasi.

Untuk menghindari faltering growth, nutrisi anak pada dua tahun pertama kehidupannya sangat perlu diperhatikan, termasuk kebutuhan mikronutrien dan makronutrien seperti protein hewani.

Hal ini juga berlaku bagi ibu yang sedang menyusui. Kondisi ini harus dipertahankan dan dimonitor.

Karena itu, itu pemeriksaan rutin pertumbuhan anak sangat penting untuk deteksi dini faltering growth dan penentuan tindakan selanjutnya. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Stunting jadi Ancaman Bagi Generasi Indonesia di Masa Depan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler