jpnn.com, JAKARTA - Tahun politik telah datang. Tahun 2023 telah dimulai. Gegap gempita kompetisi para politikus dan partai politik mulai berdetak.
Berbagai manuver akan segera menghangatkan “Susana kebangsaan”. Hiruk pikuk berita dan serbuan berbagai narasi mulai memenuhi ruang stereotip publik. Polarisasi pemberitaan dan “Perang Informasi” telah datang mengancam.
Profesor Dr. Kiai Said Aqil selaku pimpinan Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) menyampaikan tahun politik telah datang, kompetisi para politikus dan partai politik mulai berjalan.
“Kami memprediksi berbagai manuver akan segera menghangat. Kita yang cinta tanah air harus segera bergerak,” kata Kiai Said yang juga Pimpinan Pesantren Al Tsaqofah, Ciganjur ini pada Minggu (1/1/2023).
BACA JUGA: LDII Ingatkan Para Elite Hindari Kegaduhan di Tahun Politik
LPOI, menurut Kiai Said, melakukan mitigasi sosial sebagai upaya peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan nasioanal.
LPOI menggelar konsolidasi media dan jurnalis muslim untuk membangun benteng pertahanan informasi dan digital, yang dikemas dalam acara “International Media Training for Muslim Journalist” yang diselenggarakan pembukaannya di Pesantren Al Tsaqofah tanggal 31 Januari.
BACA JUGA: Kiai Said Menggagas Pembentukan BPKMPI, Nih Tujuannya
Tampak hadir dalam acara ini di antaranya Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia, Deputi VII Badan Intelijen Negara DR. Wawan Hari Purwanto, dan Direktur Pencegahan BNPT Brigjend Pol. Ahmad Nur Wahid.
Acara dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan yang diselenggarakan di Hotel Royal kuningan sampai tanggal 1 Januari 2023.
“Diperlukan Mitigasi Sosial untuk mewaspadai dan bersiap siaga menghadapi kemungkinan terjadinya Turbulensi Politik di tahun tahun politik. Media dan Jurnalis Muslim Harus dikonsolidasi, agar mampu membangun benteng pertahanan informasi dan digital,” kata Kiai.
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Ahmad Nur Wahid mengingatkan untuk mewaspadai politisasi agama di tahun-tahun politik.
Hal ini perlu, kata dia, agar tidak membuka peluang bagi tumbuh berkembangnya radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama dan menghalakan segara cara untuk tujuan politik kekuasaan.
“Reunifikasi media Muslim seperti ini adalah langkah strategis untuk mengonsolidasikan gerakan untuk menjaga keutuhan NKRI,” ujar Brigjen Nur Wahid.
Selain melakukan konsolidasi dan penguatan visi Bersama jurnalis muslim Indonesia dalam event International Media Training for Muslim Journalist, LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) juga mendeklarasikan lahirnya Asosisiasi Media Muslim Indonesia yang disingkat AMMINDO. Road Map (Peta Jalan) AMMINDO juga telah disusun dan disepakati Bersama oleh seluruh yang hadir.
Imam Pituduh selaku Sekretaris LPOI yang juga Ketua Dewan Pembina Nusantara Cultural Center dan Panitia Pelaksana “International Media Training for Muslim Journalist” menyampaikan Asosiasi Media Muslim Indonesia yang disingkat dengan AMMINDO melakukan deklarasikan bersama sebagai “Gerakan Media Muslim untuk Kemaslahatan, Kemanusiaan dan Peradaban Dunia yang lebih Baik.
“Perang informasi di tahun politik mengancam, LPOI membentuk Asosiasi Media Muslim Indonesia’ sebagai upaya reunifikasi, glorifikasi, fasilitasi rekognisi, advokasi, kolaborasi dan revivalisasi gerakan Media Muslim untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI. Road Map AMMINDO juga telah kami sepakati Bersama,” ujar Imam Pituduh, mantan Wakil Sekjen PBNU.
Dalam kegiatan “International Media Training for Muslim Journalist” ini tampak hadir tokoh-tokoh Media dan Jurnalis di tingkat nasional dan tokoh tokoh dari berbagai daerah di Indonesia.
Tampak hadir sejumlah narasumber yaitu Abdurauf Tumuniya Vice President of the Islamic Association of China yang hadir secara online dan Mr Ding dari Tiongkok, Ingki dari Universitas Multimedia, Taufiq dari INews dan Idrus dari Tempo, yang hadir secara tatap muka.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari