Menyongsong 2024, Izidok Siap Jadi Pionir Ekosistem Kesehatan Digital di Indonesia

Selasa, 12 Desember 2023 – 20:54 WIB
Co-founding member izidok M. Fauzi, Alan Makagiansar, Maulana. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Perkembangan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia tengah mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Sistem yang se sudah berada di jalur yang tepat untuk mencapai pelayanan kesehatan universal.

BACA JUGA: Bakal Ada Menteri Digital Jika Ganjar - Mahfud Jadi Presiden dan Wapres RI

Mulai dari diselenggarakan program asuransi kesehatan wajib, dirancang agar masyarakat mendapatkan fasilitas kesehatan yang merata, hingga kebijakan transparansi di bidang kesehatan melalui digitalisasi di segala bidang kesehatan.

Berkembangnya sistem pelayanan kesehatan saat ini bukan hanya ditujukan bagi masyarakat, melainkan memberikan keuntungan bagi fasyankes untuk mengembangkan layanan yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan.

BACA JUGA: Cara KUKMI Memperkuat Digitalisasi Usaha Anggotanya

Sebanyak 27.659 fasyankes di seluruh Indonesia telah diarahkan untuk beralih ke digital, pada 2024 mendatang.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.24 Tahun 2022, setiap fasilitas pelayanan kesehatan diwajibkan menggunakan rekam medis elektronik sebagai dokumen dalam pemberian pelayanan terhadap masyarakat.

BACA JUGA: Menko Airlangga Luncurkan Buku Putih Stranas Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030

Keamanan dan kerahasiaan data menjadi salah satu aspek penting dalam implementasi sistem rekam medis elektronik.

Sebagai salah satu penyedia sistem layanan kesehatan digital di Indonesia, Izidok mendukung penuh program digitalisasi layanan kesehatan.

Terbukti dengan hadirnya sistem rekam medis elektronik berbasis web yang telah membantu lebih dari 6.000 Fasilitas Pelayanan Kesehatan (FASYANKES) yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat.

Berawal dari sistem rekam medis elektronik untuk Dokter Praktik Mandiri, Izidok terus berinovasi dengan mengembangkan fitur untuk menunjang operasional klinik.

Mulai dari integrasi data antar cabang, manajemen stok obat & bahan habis pakai, surat penunjang pemeriksaan, manajemen komisi, pengingat konsultasi otomatis, hingga pembelian obat tanpa konsultasi untuk operasional apotek.

Hingga saat ini tercatat hampir 200.000 rekam medis serta 150.000 data pasien sudah tersimpan di dalam sistem izidok.

Melihat kebutuhan dan peluang industri kesehatan di Indonesia, Izidok menghadirkan iziHealth yang siap menjadi pionir solusi ekosistem kesehatan digital, dengan menyediakan solusi untuk pasien, fasyankes, dan stakeholder lainnya di Industri kesehatan.

Berbagai usecase telah disiapkan untuk menyambut ekosistem kesehatan digital. Di antaranya, aplikasi mobile yang berfungsi mulai dari reservasi dokter, akses resume medis hasil konsultasi, hingga asuransi pengguna.

Fitur-fitur yang tersedia di aplikasi mobile dipersenjatai juga dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang dapat membantu analisis data kondisi kesehatan pengguna serta merancang wellness activity dan pengecekan kesehatan.

Bukan hanya itu, Izidok juga menawarkan solusi Business-to-Business (B2B), berupa middleware yang menjawab kebutuhan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (FASYANKES) agar bisa terhubung dengan Satu Sehat dan BPJS.

“Berbagai kemudahan dari seluruh aspek kesehatan dapat ditemukan di iziHealth, mulai dari aplikasi untuk pasien, pelayanan kesehatan, asuransi, hingga farmasi. Bersama iziHealth kami siap mendigitalisasi sektor kesehatan di Indonesia,” kata Chief Operating Officer Izidok Maulana Makagiansar. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler