jpnn.com, MAROS - Tidak perlu berlibur ke luar negeri untuk merasakan suasana ala negeri dongeng. Langkahkan saja kaki Anda ke Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (Babul) di Kabupaten Maros dan Pangkajene, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Salah satu alasan yang membuat liburan ke TN Babul bak berada di negeri dongeng adalah keberadaan berbagai jenis kupu-kupu nan cantik.
BACA JUGA: Yuk, Saksikan Kehebohan Festival Kali Elo di Magelang
Antropolog Inggris Alfred Russel Wallace bahkan menjuluki TN Babul sebagai The Kingdom of Butterfly.
Kupu-kupu dengan beragam jenis, bentuk, ukuran, dan warna itu akan selalu menyambut wisatawan yang datang. Mereka seolah mengajak para pengunjung menari bersama.
BACA JUGA: Pasar Pancingan Punya Edisi Spesial untuk Menpar Arief Yahya
Kupu-kupu itu dilindungi pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 7/1999.
Beberapa spesies unik bahkan hanya terdapat di Sulsel, yaitu Troides Helena Linne, Troides Hypolitus Cramer, Troides Haliphron Boisduval, Papilo Adamantius, dan Cethosia Myrana.
BACA JUGA: Wings Air Layani Rute Makassar-Morowali dan Kendari
Selain keberadaan beragam spesies kupu-kupu, gua-gua di TN Babul juga membuat wisatawan merasakan nuansa ala negeri dongeng.
Salah satu yang paling terkenal adala Gua Batu. Sangat mudah untuk menjangkau Gua Batu karena ada anak tangga yang sudah dibangun
Jalur menuju Gua Batu juga sudah rata. Pengunjung bisa menikmati stalaktit dan stalagmit di sana. Kesan ala negeri dongeng semakin kental karena di TN Babul juga terdapat 44 gua prasejarah.
Secara total ada 440 gua yang sudah teridentifikasi. Pada 7 Juni 2018 lalu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengabarkan penemuan kerangka manusia purba di sana.
Kerangka itu ditemukan di Leang Jarie yang tidak jauh dari permukiman warga. Leang Jarie sendiri dalam bahasa setempat berarti gua dengan lukisan jari atau tapak tangan manusia.
Pada awalnya hanya ditemukan gigi manusia. Setelah itu, ditemukan artefak, kerang laut, dan rangka manusia. Kerangka manusia yang ditemukan diperkirakan berusia empat ribu tahun.
Selain berkarib dengan kupu-kupu dan menjelajahi gua, wisatawan juga bisa ke Air Terjun Bantimurung, bermain flying fox, maupun menikmati Danau Kassi Kebo.
Di sisi lain, hingga kini pembenahan terus dilakukan. Salah satunya membangun pusat informasi sebagai sarana pendukung wisata mendaki Gunung Bulusaraung pada 8 Februari 2018 lalu.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (STPN) Wilayah I Iqbal Abadi Rasjid mengatakan, pusat informasi itu sangat penting untuk menunjang pengembangan ekowisata di kawasan wisata Bulusaraung.
“Dengan demikian, Desa Wisata Tompobulu yang merupakan salah satu desa penyangga taman nasional diharapkan juga turut berkembang” ujar Iqbal beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Kepala Balai TN Babul Sahdin Zunaidi mengatakan, Pusat Informasi Kawasan Wisata Bulusaraung merupakan gerbang utama wisata pendakian Bulusaraung.
“Sebelum pengunjung melakukan aktivitas mendaki, mereka terlebih dahulu mendapatkan informasi di sini. Informasi yang dapat diperoleh seperti SOP pendakian, aktivitas wisata, objek dan daya tarik yang terdapat di Desa Wisata Tompobulu dan Gunung Bulusaraung sendiri” kata Sahdin. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berau Promosi Pariwisata via Lomba Memancing
Redaktur & Reporter : Ragil