Sebagai salah satu kebun raya terbesar dan tertua di Australia, Royal Botanic Garden Victoria di Melbourne memiliki ribuan koleksi tumbuhan. Bahkan, beberapa tumbuhan langka pun ada di kebun di pusat kota Melbourne ini, salah satunya adalah bungai bangkai asli Sumatera.

Bunga bangkai atau Titan Arum memiliki nama latin, Amorphophallus titanium didatangkan langsung oleh pengelola kebun dari Indonesia. Bunga yang hanya mekar setahun sekali itu tiba di Australia pada tahun 2006.

BACA JUGA: Mencoba Working Holiday Visa ke Australia

"Kami mendatangkan langsung bunga bangkai ini dari Sumatera pada tahun 2006. Di sini dia sudah beberapa kali mekar," kata Director and Chief Executive Royal Botanic Garden Victoria, Profesor Tim Entwise kepada detikcom dan 2 media lain yang difasilitasi Australia Plus ABC International.

Pengelola Royal Botanic Garden harus memberikan perlakuan khusus kepada bunga berukuran raksasa itu. Bunga tersebut sebenarnya tidak bisa hidup di udara dingin Melbourne.

BACA JUGA: Zenith Irfan, Tak Gentar Jelajahi Pakistan dengan Motornya

Sehingga, bunga bangkai tidak bisa hidup di luar ruangan. Bunga asli Indonesia tersebut tumbuh di dalam rumah kaca, bersama tumbuhan lain yang berasal dari negara beriklim tropis.

"Tumbuhan ini harus selalu berada di udara yang hangat dan lembab, sedangkan di Melbourne udaranya kering dan saat ini sedang dingin. Dia harus selalu berada di ruangan," jelas Tim.

BACA JUGA: Ini Dia 4 Gerakan Untuk Latih Fondasi Tubuh

Sejak tiba di Melbourne, bunga bangkai sudah beberapa kali mekar. Pertama kali mekar pada 25 Desember 2012, tepat saat perayaan Natal.

Kehadiran bunga bangkai menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung Royal Botanic Garden. Bunga ini sering menjadi bahan penelitian para ilmuwan.

Setiap hari, siswa-siswa sekolah datang dan dikenalkan dengan bunga yang ketika mekar akan mengeluarkan bau busuk itu. Siswa-siswa di Melbourne pun sangat antusias dan selalu menunggu saat-saat bunga mekar.Kebun Raya

Melbourne adalah salah satu kota tersibuk dan terpadat di Australia. Gedung-gedung pencakar langit berdiri di ibu kota negara bagian Victoria itu.

Kota Melbourne sangat tertata rapi. Lanskap kota ditata dengan perhitungan presisi namun tak meninggalkan nuansa artistiknya. Royal Botanic Garden di Melbourne, kebun raya di tengah hiruk pikuk kota Melbourne. (Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom)

Pola pembangunan di Melbourne pun begitu memperhatikan lingkungan. Komposisi bangunan harus seimbang dengan ruang terbuka hijau bagi warga.

Di tengah hiruk pikuk dan puluhan bangunan pencakar langit yang berdiri tegak, ada tempat untuk 'berdamai dengan alam' di pusat Kota Melbourne. Adalah Royal Botanic Garden, yang menjadi tempat 'pelarian' warga yang ingin lebih dekat dengan alam.

Royal Botanic Garden berada di Birdwood Avenue, Melbourne. Lokasinya tak jauh dari pusat kota Melbourne, hanya 10 menit perjalanan menggunakan trem.

Saat memasuki gerbang utama, suasana sejuk sudah menyambut. Warna hijau dedaunan dan rerumputan membentang di lahan seluas 38 hektar.

Suasana sunyi seketika terasa saat memasuki kebun. Suara percikan air dan nyanyian burung sesekali terdengar di berbagai sudut kebun.

Kebun itu berdiri sejak tahun 1846, kala Victoria masih menjadi pusat pertambangan emas. Hingga saat ini, tak kurang dari 10 ribu spesies tumbuhan hidup di Royal Botanic Garden.

Tumbuhan dari berbagai negara hidup di kebun ini. Pengelola memang sengaja menghadirkan tumbuhan dari seluruh penjuru dunia di Royal Botanic Garden.

"Kami memiliki koleksi lebih dari 10 ribu spesies tumbuhan dari seluruh dunia. Jumlah pengunjung setiap tahunnya lebih dari 1 juta orang," kata Director and Chief Executive Royal Botanic Garden Victoria, Profesor Tim Entwise.

Pohon-pohon di kebun ini ditanam dengan cara dikelompokkan berdasarkan asal daerahnya. Bahkan ada sudut khusus untuk kaktus yang banyak tumbuh di daerah gurun. Selain itu, ada pula taman khusus rempah dan tanaman obat-obatan. Salah satu jenis tanaman di Royal Botanic Garden Melbourne. (Foto: detik.com/Ikhawanul Khabibi)

Melbourne yang beriklim subtropis dan memiliki 4 musim membuat pengelola harus memberikan perlakuan perawatan yang berbeda untuk beberapa tumbuhan. Bahkan, ada beberapa tumbuhan yang tidak bisa hidup di suhu luar, sehingga harus dibuatkan rumah khusus.

"Tumbuhan dari Asia harus berada di dalam ruangan, karena mereka tidak bisa hidup di iklim Melbourne. Sehingga, tumbuhan-tumbuhan dari Asia, terutama wilayah Asean harus ditanam di dalam rumah kaca ini," jelas Tim.

Di dalam kebun juga terdapat hutan mini. Pengunjung akan merasa seperti di dalam hutan belantara karena suasana persis seperti hutan tropis dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi dan udara yang lembab.

Di beberapa sudut kebun, terdapat kursi-kursi yang diperuntukkan untuk pengunjung agar bisa menikmati suasana damai di dalam kebun. Duduk sambil memandangi sibuknya Kota Melbourne memberikan kedamaian tersendiri. Seolah melihat dua sisi kehidupan, saat orang-orang di pusat kota Melbourne tengah sibuk dengan berbagai aktivitasnya, dan kita sedang duduk menikmati kedamaian dan suasana asri di Royal Botanic Garden.

Sebuah herbarium juga berdiri di kebun ini. Herbarium yang berdiri sejak tahun 1853 sudah memiliki lebih dari 1,2 juta spesimen hingga saat ini. Herbarium ini diperuntukkan khusus bagi pengembangan pengetahuan tentang tumbuhan.

Lihat Artikelnya di Australia Plus

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasangan Sesama Jenis di Queensland Akan Bisa Adopsi Anak

Berita Terkait