Tiga warga Pekalongan pernah ditangkap tim Densus 88 pascaledakan bom Bali II 2005 laluMereka dituding ikut menyembunyikan Noordin M
BACA JUGA: Sekuriti Tambah Herder, Kamar 1808 Sudah Bisa Dipesan
Top dan anak buahnyaDIDIK TEGUH R., Pekalongan
MATAHARI persis di atas kepala
BACA JUGA: Sempat Keluhkan Jerawat di Mukanya
Desa Rowoyoso, Kecamatan Wonokerto, Pekalongan, Jateng, tampak sepiKoran ini kemarin mendatangi rumah Kamal yang sederhana
BACA JUGA: Aktivitas Jusuf Kalla (JK) selepas Kalah Pilpres
Bangunan itu hanya berukuran 4 x 8 meter, terbuat dari bata merah dan belum disemenMengenakan baju putih lengan panjang, Kamal menemui dengan ramah.Siang itu dia baru saja selesai salat DuhurKamal terang-terangan enggan dikaitkan dengan teroris"Saya tidak tahu apa-apa tentang jaringan teroris maupun bomMakanya, saya bingung kok dulu divonis 3,5 tahun oleh pengadilan," kata pria yang sempat menghuni Lapas Cipinang, Jakarta, itu
Kamal mengaku mengenal Noordin MTop melalui foto-fotonya sajaNamun, secara fisik dia belum pernah bertemu gembong teroris tersebut."Kalau dengan anak buah Noordin MTop, yaitu Wawan, saya memang kenalDia teman berdagang ayamNamun, dengan Noordin MTop, saya tak kenal," katanya lantas tersenyum
Kamal ditangkap Densus 88/Antiteror Mabes Polri pada 18 November 2005 bersama Imam Bukhori dan Sekjen Front Pembela Islam (FPI) FathurohmanSaat itu polisi mengejar Noordin MTop, pascaledakan bom Bali II pada Oktober 2005Akhir cerita, Kamal dinyatakan bersalah dan divonis 3,5 tahun penjara"Saya cuma pedagang ayam dan kue singkong kelilingTak paham soal pengeboman," kata bapak dua anak itu.
Setelah menjalani hukuman 3,5 tahun, Kamal dan istrinya, Purwanti, serta dua anaknya kembali tinggal di RT VI RW III Desa RowoyosoDia kembali menekuni pekerjaan sebagai pedagang ayam potongPria yang suka mengenakan jubah itu juga rajin nyantri di Ponpes Al Muslimin di desa setempat.
Lelaki kelahiran Kelurahan Bojongbata, Kabupaten Pemalang, itu mengaku ingin hidup damai bersama istri dan anak-anaknya"Saya tak mau terusik soal terorisme atau bom," ujarnya.
Hingga kini Kamal mengaku belum paham mengapa diseret ke meja hijau dan dijebloskan ke Lapas CipinangDia mengaku dituduh ikut menyembunyikan Noordin MTop saat gembong teroris itu berada di PekalonganDia didakwa menyembunyikan informasi tentang Noordin"Jangan sampai terulang lagi masuk penjara," katanya.
Selain Kamal, Sekjen FPI Pekalongan Fatkhurohman, 43, juga ditangkap Densus 88 pada November 2005Dia dituding menyembunyikan Wawan, anak buah Noordin MTopPria yang akrab disapa Fath itu pun dinyatakan bersalah dan dijebloskan ke Lapas CipinangDia bebas pada 17 Agustus 2007Kini Fath kembali beraktivitas di rumahnya, Kelurahan Kramat Sari Gang, Pekalongan Barat.
Fath mengaku mendapat banyak hikmah selama dipenjaraPria delapan anak satu cucu itu lebih mendalami agamaSoal tuduhan menyembunyikan Noordin, Fath bersikukuh menolak tudingan tersebutDia menilai, ada motif lain di balik tuduhan tersebut"Ada sesuatu di balik tuduhan itu semuaCoba tanya anggota Densus 88 sajaSebab, dari dulu saya tak tahu terorisme atau bom," kata Fath yang juga ketua RT 03 RW III Kramatsari.
Saat ini Fath mengaku tak ambil pusing dengan maraknya publikasi soal pelaku bom di kawasan Mega Kuningan dan perburuan NoordinDia memilih fokus menangani usaha pemotongan ayam dan kambing di Pasar Grogolan dan usaha percetakan"Alhamdulillah, usaha pemotongan ayam dan kambing di pasar terus berkembangTiap hari ratusan ayam dan beberapa kambing kami potong," ucap suami Siti Uripah ituSelain itu, Fath sering diundang untuk memotong kambing warga yang menggelar hajatanYang paling sering untuk aqiqah.
Pascaledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, dia mengaku masih ada pihak-pihak yang mencurigainya"Masih ada orang-orang berpakaian preman yang mengawasi rumah saya dan kegiatan keluarga sayaHampir tiap hariTapi yang resmi, belum ada polisi berseragam yang ke rumah," aku pria asli Pekalongan itu
Fath juga tahu ada orang yang mempergunjingkannya terkait terorisAda juga pesaing usahanya yang mencoba memfitnah terkait terorisme"Ada teman pedagang ayam yang menyindirAda juga yang penasaranAda juga yang menggunjingSemua itu saya hadapi dengan tawakal dan tetap berperilaku positifAkhirnya, malah banyak yang simpatik," bebernya
Keseharian Fath sebenarnya wajar-wajar sajaDia bergaul dengan para tetanggaDia juga sering ikut acara di kelurahan, menghadiri hajatan tetangga, dan ikut pengajian seperti layaknya umat Islam lainDia juga kerap bergabung dengan para aktivis NU, Muhammadiyah, Rifaiyah, dan yang lain
Demikian pula sang istri, Siti Uripah, beserta anak-anaknya"Alhamdulillah, tak ada masalah dengan lingkunganMalah istri saya aktif di posyanduBiasa, menimbang balitaLha wong dulu para tetangga pada bingung dan heran, kok Pak RT ditangkap polisi," katanya lantas tersenyum.
Fath menganggap penangkapannya tersebut hanya salah sasaranTapi, semua itu dianggap sebagai risiko berdakwahMeski pernah dipenjara, saat ini Fath tetap berdakwah dan mengikuti acara pengajianNamun, Fath juga berharap polisi lebih profesional jika menangkap seseorang"Jangan asal tangkap," kata pria berkacamata itu
Satu lagi warga Pekalongan yang pernah ditangkap Densus 88Dia adalah Imam Bukhori, warga Jalan Tentara Pelajar, Dukuh, Pekalongan UtaraSama dengan Kamal dan Fath, dia ditangkap Densus 88 pada November 2005Dia juga dituduh menyembunyikan Wawan, anak buah Noordin MTop
"Sampai kini saya tak paham kesalahan sayaTeroris dan bom, saya tak tahuMungkin ada rekayasa saat itu," ujar Imam Bukhori yang ditemui seusai salat Duhur di Musala Al Ikhlas, Kelurahan Dukuh, Pekalongan.
Sehari-hari Bukhori membuka usaha percetakanUsahanya buka pukul 08.30 hingga pukul 21.00Istrinya, Salwa, mengurusi kios voucherImam mengaku, belakangan ini masih sering ada aparat berpakaian preman mengawasi dia dan keluarganya
Kadang orang-orang itu nyanggong di warung sekitar rumahnyaAda juga yang bolak balik lewat depan rumah"Malah ada yang pura-pura memesan cetak kalenderTapi, setelah itu tak datang lagiAda juga yang pura-pura menawarkan komputer," ungkapnyaMaklum, saat ini Bukhori melayani pembuatan kalender, stiker, undangan, kartu nama, dan barang cetakan lain
Bukhori mengaku, karena pernah berurusan dengan Densus 88, pelanggan percetakannya berkurangDia menduga pelanggan khawatir dianggap dekat dengan dirinyaNamun, aku dia, secara umum warga di lingkungan tempat tinggalnya percaya kepada Bukhori
Bukhori sendiri asli warga DukuhJadi, warga tahu persis perilaku keseharian Bukhori dan keluarganya"Makanya, saya heran kok masih ada orang-orang yang mengawasi kamiItu berlebihan," ujar ayah dua anak ituNamun, sejauh ini belum ada aparat berseragam yang meminta keterangan ke rumahnya
Imbas penangkapan Bukhori saat itu juga dirasakan dua buah hatinya yang duduk di bangku SDKeduanya sempat diejek teman-temannya di sekolahKarena itu, aku Bukhori, anaknya sempat minderNamun, setelah dijelaskan, keduanya tak masalah
Salwa, istri Bukhori, juga mengaku tak ada masalah dalam berkomunikasi dengan para tetangga"Kalau ada yang menggunjing, saya anggap wajar sajaYang jelas, warga di sini tahu persis keluarga kamiJadi, para tetangga insya Allah tak ada yang memusuhi," ungkap Salwa.
Dia mengakui menjadi aktivis dakwah di Front Pembela IslamHingga kini pun Bukhori masih aktif berdakwah"Penangkapan dan penjara itu hanya risiko berdakwahApalagi, penangkapan itu terkesan sarat kepentinganStatus saya sekarang ini masih bebas bersyaratNanti 8 Desember 2009, baru bebas murni," imbuhnya(nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Maruto, Orang yang Disebut sebagai Penghubung Noordin M. Top dengan Jaringannya
Redaktur : Tim Redaksi