Pita kaset kembali bangkit setelah sejumlah band indie dan band mainstream di Australia merilis musik mereka dalam format analog tersebut. Tren serupa berkangsung di negara lain seperti AS, Inggris dan Skotlandia. Mungkinkah ini pertanda musik dalam format pita kaset akan kembali populer?  sejumlah pemilik toko musik meragukannya."Saya ingat bagaimana kita harus mengeluarkan kaset dari alat pemutar dan ternyata pita kasetnya terlipat. Padahal Saya baru membelinya kemarin dan sekarang pita kasetnya kusut," demikian kenang seorang pemilik toko Vic Conrad. "Berbicara mengenai pita kaset, saya baru saja bekerja dengan band lokal  Wireheads dalam album rekaman terbaru mereka dan kami berdebat sengit mengenai dalam format apa album rekaman mereka nanti akan ditawarkan? "Mereka bersikeras memilih album mereka dibuat dalam bentuk kaset, padahal usia mereka jauh lebih muda dari saya dan mungkin saya memang salah," Band internasional seperti Kaiser Chiefs dan Bullet For My Valentine juga memilih meluncurkan musik terbaru mereka dalam bentuk kaset. Belum lama ini sebuah event internasional bernama Hari Toko Kaset digelar di beberapa negara, termasuk Australia, untuk mempromosikan format rekaman pita kaset. "Di Australia - saya pikir tren musisi mengeluarkan rekaman musik terbaru mereka dalam bentuk pita kaset jauh lebih sedikit daripada di Amerika - di sana banyak band muda yang mengeluarkan musik mereka sendiri dan mereka memilih format pita kaset," kata Conrad. "Pita kaset lebih murah - Anda bisa membuat hanya 50 buah kaset dan jika Anda perlu tambahan kaset Anda bisa membuat 50 buah lainnya, sedangkan dengan CD Anda harus membuat ratusan copy album. "Jadi pita kaset di satu sisi memang lebih praktis, tetapi sebagai format pita kaset juga memiliki sejumlah masalah." Penjual musik mengatakan banyak pelanggan masih datang ke tokonya di Adelaide untuk membeli kaset. "Satu-satunya kaset yang saya benar-benar pernah jual adalah untuk mereka yang masih memiliki pemutar kaset didalam mobilnya.  Apalagi jika mereka akan melakukan perjalanan panjang, sehingga mereka sengaja menyediakan setengah lusin kaset sebagai bekal menemani perjalanan mereka," katanya. Namun Conrad menilai nostalgia merupakan unsur yang paling mendorong lahirnya kembali album rekaman dalam bentuk pita kaset.  "Tampaknya mereka hendak menikmati masa kejayaan ketika mereka kecil dulu," katanya. "Lucu juga, melihat orang menggunakan ponsel tapi tetap mendengarkan lagu yang dirilis dalam format pita kaset sehingga mereka bisa bernostalgia," Album yang dirilis dalam bentuk pita kaset sekarang, selalu disertakan kartu download sehingga kaset tersebut seakan berfungsi sebagai tas jinjing untuk mendownload lagu tersebut. Orang-orang akan men-download dan kemudian menyimpan filenya di ponsel atau komputer mereka atau membakar CD tersebut." Conrad mengatakan siapa pun yang ingin memiliki alat pemutar kaset harus mencarinya di penjual barang bekas untuk mendapatkan mesin itu dengan murah, meskipun Ia masih bisa melakukan penjualan langka di tokonya." "Saya kemarin berhasil menjual alat pemutar kaset dan itu mungkin transaksi penjualan kedua yang pernah saya lakukan dalam satu dekade terakgir," katanya sambil tertawa. "Alat pemutar kaset ini harganya maish murah dan masih bisa dengan mudah ditemukan," "Tidak seperti pemutar kaset di mobil yang sering membuat rusak pita kaset, beberapa alat elektronik rumah tangga dibuat lebih tahan lama dan lebih mudah digunakan untuk kaset Anda," Beberapa warga mengaku baru kembali dari luar negeri dan mengetahui ada ketertarikan yang kuat pada kaset sebagai format musik di banyak tempat seperti London dan Skotlandia, sementara warga yang lain mengaku dia lebih memilih membali musik dalam format piringan hitam.  Mereka mengakui sisi terbaik dari pita kaset adalah kemampuannya merekam lagu dari radio.

BACA JUGA: Queensland Wajibkan Seluruh Ruangan di Rumah Dipasangi Alarm Asap

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tukang Dilarang Belanja Karena Suka Lecehkan Pegawai Toko Bangunan di Australia

Berita Terkait