jpnn.com - JAKARTA – Badan Narkotika Nasional (BNN) mengakui salah satu alasan bandar narkoba melirik remaja menjadi target pasar, karena adanya rasa keingintahuan dan penasaran yang besar dari kelompok remaja. Karena itu tidak heran remaja tanggung menjadi sasaran empuk.
Mengatasi hal ini, pejabat bidang pencegahan BNN, Rotua Sihotang, mengatakan perlunya pendampingan menyeluruh dan berkesinambungan terhadap para remaja. Karena itu tidak cukup peran aktif BNN semata, tapi perlu peran nyata keluarga, pihak sekolah serta para remaja itu sendiri.
BACA JUGA: Ini Alasan SBY Lebih Sreg Bicara di YouTube
“Sebagai lembaga negara, kita akan terus mencoba melakukan upaya-upaya preventif. Seperti lewat Focus Group Discussion (FGD) di sejumlah sekolah-sekolah dan kelompok-kelompok masyarakat. Kita juga terus-menerus melakukan kampanye secara terbuka,” katanya dalam FGD yang digelar di SMP Santo Fransiskus II, Jakarta Timur, Selasa (16/9).
Di hadapan ratusan remaja, Rotua mengatakan, merokok merupakan langkah awal atau pintu gerbang bagi remaja menjadi pengguna narkoba. Karena itu guna mengantisipasinya, remaja perlu mengetahui bahaya di balik sebatang rokok dan narkoba.
BACA JUGA: Mensesneg Yakin Posisi Wamen Masih Dibutuhkan
“Narkoba sejatinya memang dapat merusak generasi penerus bangsa ini. Karena tak hanya merusak organ tubuh, tetapi juga otak sehingga dapat mempengaruhi pola pikir dan tindakan. Jadi, pemahaman edukasi akan bahaya narkoba pun memang seharusnya ditanamkan sejak dini agar siswa-siswi mengetahui apa dampak dari obat-obatan berbahaya itu, sehingga nantinya mereka akan tegas dan terampil untuk menolak narkoba,” katanya.
Dia pun kemudian menjelaskan bentuk-bentuk narkoba dan bahaya yang diakibatkan lewat tayangan sejumlah gambar.
BACA JUGA: Ini Alasan SBY Lebih Suka Ngomong di YouTube
"Kalau menurut saya, remaja itu memang memiliki rasa ingin tahu dan mencoba hal baru yang begitu besar. Ya kayak coba-coba gitu, gimana rasanya," ujar seorang siswi, Laura.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Umumkan 34 Menteri, Jokowi Dinilai Ingkar Janji
Redaktur : Tim Redaksi