SEMARANG - Jatuhnya pesawat Merpati MA-60 di Kaimana, Papua Barat, menjadi sorotan banyak pihakSatu hal yang paling disorot adalah pesawat buatan Tiongkok tersebut pernah ditolak masuk ke Indonesia karena spesifikasinya dianggap tidak cocok dengan kondisi geografis negeri ini.
Tak tanggung-tanggung, orang yang pernah menolak masuknya pesawat tersebut adalah Jusuf Kalla (JK), yang ketika itu menjabat wakil presiden
BACA JUGA: Antasari Hanya jadi Kambing Hitam
"Dari awal saya sudah tidak setuju dengan pembelian pesawat ituMenurut Kalla, selain spesifikasinya tidak cocok untuk Indonesia, pesawat MA-60 buatan Xian Aircraft Tiongkok tersebut tidak memiliki Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat dan belum punya track record di dunia penerbangan
BACA JUGA: Perkara Srempet Kekuasaan, Tiga Pengacara Dilengserkan
"Kalaupun jadi dihadirkan, mekanismenya harus sewaBACA JUGA: Dijerat KPK, Bupati Nias Bakal Diadili di Medan
Kalau akhirnya jadi dibeli, saya tidak tahu," imbuh JKHingga saat ini telah diproduksi kurang lebih 60 pesawat MA-60Indonesia adalah negara dengan pembeli terbanyak, yakni 15 pesawatNegara Asia Tenggara lain yang juga membeli adalah Filipina dengan 10 pesawatDalam memproduksi MA-60, Tiongkok hanya membuat body, sedangkan mesin didatangkan dari Pratt-Whitney, Kanada
Meski tidak memiliki lisensi FAA, bukan berarti kualitas MA-60 tidak bagusSebab, seperti pesawat-pesawat buatan Rusia, pesawat buatan Tiongok tersebut mengantongi lisensi lokal, yakni Civil Aviation Administration of China.
JK mengakui, sejak awal pengadaan pesawat itu penuh perdebatanDia juga mengaku pada 2008 pernah ke Beijing untuk membahas masalah pesawat tersebutDi negeri Panda itu, dia menyatakan bahwa produsen harus bertanggung jawab jika ada masalahSalah satu caranya, produsen harus membangun pabrik dan menyiapkan teknisi.
Lebih lanjut JK meminta penyebab kecelakaan tersebut diselidiki sampai tuntasMenurut dia, penyebab kecelakaan ada berbagai faktorDi antaranya masalah mesin, cuaca, dan human error.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Freddy Numberi menegaskan, pihaknya akan menginvestigasi kasus tersebut"Segera kita lakukan investigasiKarena begini, pesawat baru dua bulan (beroperasi, Red) terus terjadi kecelakaan," katanya seusai penutupan KTT Ke-18 ASEAN di Jakarta Convention Center kemarin (8/5).
Meski begitu, Freddy menegaskan tidak akan menghentikan pesawat-pesawat buatan Tiongkok untuk terbangMenurut dia, kecelakaan yang menewaskan seluruh penumpang itu disebabkan faktor cuaca"Nggak, yang lain tetap terbangCuma kebetulan ini cuaca jelek," katanyaDia juga membantah bahwa kecelakaan itu terjadi karena tidak adanya sertifikasi (FAA) pesawat(ric/jpnn/fal/c2/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Black Box Diangkat, Tiga Jenazah Lagi Dievakuasi
Redaktur : Tim Redaksi