jpnn.com, TULUNGAGUNG - Terduga teroris berinisial NM yang ditangkap Tim Densus 88 Antiteror Polri di wilayah Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur ternyata jarang di rumah.
Hal itu diungkapkan mertua NM, Abu Umar saat diwawancarai awak media pascapenangkapan NM dan istrinya MB oleh tim Densus 88 Antiteror pada Selasa (30/3).
BACA JUGA: Rumah Terduga Teroris di Sukabumi Dikepung dan Digeledah Tim Densus 88
"Jadi kesempatan ada di rumah itu cuma malam atau pagi," ungkap pria 70 tahunan itu.
Namun, Abu Umar mengaku tidak tahu-menahu kegiatan menantunya itu.
BACA JUGA: Jenderal Listyo Ungkap Fakta Baru Terkait Pelaku Bom Makassar, Oh Ternyata
Abu hanya mengetahui NM punya pekerjaan di Blitar, serta memiliki unit dump truck yang dioperasikan temannya.
Dua juga menilai keseharian NM dikenal baik. Interaksi dengan keluarga juga normal tanpa ada indikasi menantunya terpapar ajaran menyimpang, apalagi terlibat radikalisme.
BACA JUGA: Kesaksian Juru Parkir Gereja: Tiba-tiba Meledak, Langsung Saya Bilang, Tuhan Tolong Saya
Buktinya, kata Abu Umar, NM juga selalu hadir tiap kali ada undangan kenduri yang menjadi tradisi muslim Jawa tradisional.
"Kesehariannya dia santai. Sama mertua juga biasa guyon, dengan tetangga juga," katanya.
Usai ditangkap, NM dan istrinya masih diperiksa tim Densus 88 Antiteror di Mapolres Tulungagung. Konon, anak mereka yang masih balita juga dibawa.
NM dan istrinya MB ditangkap Densus 88 saat dalam perjalanan. Namun belum diketahui di mana lokasi penangkapan mereka.
Sampai berita ini ditulis belum ada konfirmasi resmi dari kepolisian maupun Densus 88 Antiteror.
NM dan MB juga sempat dibawa kembali ke rumah mereka di Dusun Ngipik, Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan untuk menyaksikan penggeledahan.
Hasilnya, Tim Densus menemukan dua pucuk senjata api berupa pistol berikut delapan butir peluru aktif, satu selongsong, sebilah pisau komando dan paspor. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam