jpnn.com, SURABAYA - Volume ekspor kopi tumbuh tiga persen pada semester pertama 2017 dibandingkan periode yang sama 2016 lalu.
Yakni, dari 36.852 ton menjadi 37.941 ton.
BACA JUGA: Jedar Belajar Teknik Mutakhir di Italia
Sekretaris Eksekutif Gabungan Eksporter Kopi Indonesia (Gaeki) Jawa Timur Ichwan Nursidik menyatakan, nilai ekspor terus tumbuh, yaitu 26 persen.
Pada periode semester pertama tahun ini, nilai ekspor tumbuh dari USD 73,797 juta menjadi USD 92,712 juta jika dibandingkan dengan periode 2016.
BACA JUGA: Bahaya Minum Kopi Berlebihan Untuk Kesehatan
Secara bulanan, ekspor kopi cenderung fluktuatif. Ekspor tertinggi terjadi pada Maret lalu yang mencapai 8.862 ton.
Kemudian, pada Juni, ekspor kopi turun menjadi 3.598 ton.
BACA JUGA: Nikmatnya Kopi Premium Diseduh dengan Teknik Manual
Begitu pula secara nilai tertinggi pada Maret lalu yang mencapai USD 22,183 juta.
Sementara itu, yang terendah terjadi pada Juni yang hanya USD 8,643 juta.
”Mesir jadi negara tujuan utama ekspor tahun ini,” ujar Ichwan.
Ranking negara tujuan utama ekspor Jatim telah bergeser signifikan.
Secara berurutan, negara tujuan utama adalah Mesir, Malaysia, Jepang, Italia, Georgia, Amerika Serikat, dan Jerman.
Sejak tahun lalu, porsi ekspor ke negara tujuan tradisional terus berkurang. Misalnya, Amerika dan Eropa.
Kemudian, Asia dan Timur Tengah terus mencatat pertumbuhan.
Namun, tidak semua produksi kopi diekspor. Sementara itu, Jatim mengekspor 60 persen dari produksi kopi lokal.
”Bulan Juli ini mulai panen,” kata Ichwan. (res/c16/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Petani Mulai Gencar Produksi Kopi Panggang dan Bubuk
Redaktur & Reporter : Ragil