"Tidak ada lagi gerakan-gerakan provokatif, protes, demonstrasi, atau long march
BACA JUGA: Dubes AS Bertanya tentang Tren Berita
Semuanya akan dilarang," tulis pernyataan resmi Kemendagri kemarin (26/1) seperti dilansir Agence France-PresseBACA JUGA: Israel-Palestina Pernah Usul Tukar Warga
Mereka akan diadili," tambah pernyataan tersebut.Kemendagri juga memerintah polisi membubarkan konsentrasi massa sekecil apa pun jika melihat sinyal akan melakukan demonstrasi
Ribuan orang bergabung dalam berbagai demonstrasi di seantero Mesir untuk menolak kekuasaan Presiden Hosni Mubarak
BACA JUGA: Kaus Kuning Protes Perbatasan
Aksi itu disebut-sebut sebagai protes terbesar di Mesir sejak kerusuhan terkait dengan isu roti pada 1977Protes tersebut diinspirasi Revolusi Melati di Tunisia yang berhasil menjungkalkan Presiden Zine El Abidine Ben Ali setelah berkuasa selama 23 tahun.Kelompok pemuda prodemokrasi, Gerakan 6 April, yang menyerukan kampanye untuk menggelar aksi perlawanan terhadap rezim 30 tahun, Mubarak, mengajak masyarakat kembali berkumpul di Alun-Alun Utama Kairo untuk menggelar demonstrasi baru.
Bentrokan yang terjadi dalam sejumlah aksi di Mesir Selasa (25/1) telah menelan korban dua orang demonstran dan seorang polisiSelain itu, 250 orang terluka, termasuk 85 polisi, saat petugas menembakkan gas air mata dan menggunakan tongkat kayu untuk membubarkan massa yang terus bergerak bahkan menjelang dini hari kemarin.
Petugas medis menyatakan, seorang korban luka dari pihak demonstran akhirnya tewas sehari setelah mendapatkan perawatan intensifDia menjadi korban tewas ketiga dari kelompok demonstran(cak/c9/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hilang Dua Pekan, Pelaut AS Selamat
Redaktur : Tim Redaksi