Mesir Rusuh Lagi, 22 Tewas

Selasa, 22 November 2011 – 06:40 WIB

KAIRO - Mesir membara lagiDemonstrasi antirezim militer yang berkuasa sejak Jumat lalu (18/11) yang berpusat di Lapangan Tahrir, Kairo, mengakibatkan sedikitnya 22 orang tewas dan lebih dari 1.700 lainnya terluka

BACA JUGA: Tangan Kanan Kadhafi Juga Tertangkap



Inilah kerusuhan dengan durasi terpanjang sejak eks Presiden Hosni Mubarak turun pada Februari lalu
Kerusuhan tersebut juga mengancam penyelenggaraan pemilu legislatif pada 28 November mendatang.

Di antara 22 korban meninggal itu, kebanyakan tewas pada Minggu (20/11) dan kemarin (21/11)

BACA JUGA: Tak Nyaman, Tahanan Gugat Pemerintah

Aparat mulai bergerak membubarkan demonstran pada Sabtu lalu dengan gas air mata dan peluru karet.

Bentrokan dengan demonstran yang bersenjata batu dan bom bensin pun tak terhindarkan
Petugas memburu demonstran serta memukuli kepala mereka dengan pentungan

BACA JUGA: RI-Australia Gelar Latihan Militer Nonperang

Sejumlah demonstran pun menuding aparat menggunakan peluru tajamNamun, kepolisian membantah.

"Saya melihat sendiri polisi memukuli perempuan yang seusia ibu sayaSaya ingin penguasa militer mundur sekarang juga," ujar Mohammed Gamal, 21, salah seorang demonstran, kepada Reuters.

Aparat juga dituding membakar klip internet yang menunjukkan polisi memukuli demonstran dengan pentungan, menjambak rambut, dan bahkan membuang mayat di tempat sampahNamun, tudingan itu sulit dibuktikan.

Meski demikian, analis militer Safwat Zayaat tetap menyayangkan tindakan represif aparat"Sayangnya, kementerian dalam negeri masih bermental seperti ketika era Mubarak dulu," katanya kepada BBC.

Para demonstran menuding Dewan Militer yang berkuasa di Mesir sejak Mubarak lengser berniat bercokolSebagai bukti, dewan yang diketuai Mohamed Tantawi itu berjanji menyerahkan kekuasaan dalam waktu enam bulan setelah Mubarak mundurTapi, hingga 10 bulan waktu berjalan, janji tersebut tak dipenuhi

Dewan Militer juga tengah berancang-ancang agar pemilihan presiden baru dihelat pada akhir 2012 atau awal 2013Rencana itu tentu saja mengundang kemarahan kalangan aktivis atau demonstran yang turut berjasa menjatuhkan MubarakMereka menuntut pemilihan dilakukan setelah pemilu legislatif pada 28 November ini.

Dewan Militer membantah bahwa mereka bersiasat memperpanjang kekuasaanMereka juga menyatakan akan tetap menghelat pemilihan legislatif sesuai jadwal"Kami menyesalkan insiden yang memakan korban ini," ujar pernyataan resmi Dewan Militer Mesir sebagaimana dikutip AFP.

Selama hampir 10 bulan sejak Mubarak lengser, Mesir memang tiada henti diguncang kerusuhanBukan hanya aksi antirezim militer, tapi juga konflik sektarian antara kaum muslim garis keras dan umat Kristen KoptikPadahal, dua kubu tersebut bergandengan tangan dengan mesra saat berdemonstrasi menjatuhkan Mubarak.

Berbagai insiden berdarah itu pun otomatis sangat berdampak terhadap perekonomian MesirPara turis asing enggan datang dan tenaga-tenaga asing memilih hengkang

Erkki Tuomioja, menteri luar negeri Finlandia, yang berkunjung ke Tahrir kemarin menyesalkan kondisi Mesir saat iniDia pun meminta semua pihak menjaga jangan sampai proses demokrasi pada 28 November terganggu"Sangatlah penting pemilihan dimulai tepat waktu," ujar Tuomioja sebagaimana dikutip The Independent.

Meski pemilihan legislatif selesai dihelat nanti, Dewan Militer menyatakan masih tetap akan memegang kekuasaanMereka baru akan mundur setelah presiden baru terpilih(c5/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lawan Liga Arab, Assad Siap Mati


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler