Mi6: Peluang Petahana Tumbang di Pilbup Bima 2020 Cukup Besar

Senin, 02 September 2019 – 15:14 WIB
Pilkada. ILUSTRASI. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, BIMA - Persaingan pada Pilbup Bima 2020 diprediksi berlangsung seru. Mantan Bupati Bima Syafruddin sudah menyatakan diri ikut bersaing.

Di sisi lain, bupati dan wakil bupati yang saat ini menjadi petahana kemungkinan besar bakal pecah kongsi.

BACA JUGA: Rokok Elektrik Ancaman bagi Petani Tembakau di NTB, Begini Pandangan Ketua PWNU

Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 Mataram Bambang Mei Finarwanto mengatakan, ada fenomena menarik dalam kancah perpolitikan di NTB dalam kurun dua tahun terakhir.

BACA JUGA: Pilkada Buru Selatan: Djawali Laitupa Siap Ikuti Mekanisme Perindo

BACA JUGA: 148 Mahasiswa NTB Siap Kuliah S2 di 18 Universitas Malaysia

"Fenomena perubahan lewat pendatang baru sangat kental terasa di NTB," ujar pria yang akrab disapa Didu itu, Minggu (1/9).

Dia berkaca pada hasil pilkada tingkat gubernur pada 2018 hingga pemilihan legislatif (pileg) provinsi, kabupaten, dan kota. Saat itu banyak petahana yang tumbang.

BACA JUGA: Rohman Farly: Bangun Kota dengan Merangkul Lintas Organisasi

Didu meyakini fenomena ini akan terjadi pada Pilkada 2020, baik di Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa.

Khusus untuk Pulau Sumbawa, Didu memprediksi persaingan pilbup Bima akan berlangsung sengit.

Menurut dia, peluang petahana kalah dalam pilbup Bima cukup besar karena arus perubahan sedang menggema dan melanda di semua wilayah di NTB .

Didu menyebutkan, Bupati Bima Indah Dhamayanti Putri (IDP) dan Wakil Bupati Dahlan M Noer diprediksi akan pecah kongsi dan saling bersaing pada Pilbup 2020.

Meski demikian, dalam berbagai kesempatan, Dahlan masih menegaskan tetap bersama IDP

"Menariknya, ada magnet yang mencoba menarik keluar Dahlan untuk berhadapan dengan IDP," lanjut Didu.

IDP, menurut Didu, sudah nyaman dengan  Partai Golkar sebagai pemenang pileg di Kabupaten Bima 2019.

Selain itu, sejumlah partai mulai membangun komunikasi langsung dengan ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bima tersebut. Salah satunya ialah Partai Nasdem.

"Kemungkinan Dahlan tergeser sebagai pendamping IDP juga cukup besar. Apalagi Dahlan diperkirakan akan membawa kendaraan Gerindra," kata Didu.

Didu menilai kondisi itu akan membuat kontestasi Pilbup Bima semakin kompetitif.

Dahlan sendiri dikenal sebagai figur yang sederhana dan mendapat tempat di hati masyarakat.

Tak hanya Dahlan dan IDP, peluang besar juga dimiliki parpol lain jika percaya diri mengusung kadernya sendiri.

Didu mengambil contoh Ketua DPD PAN Kabupaten Bima Muhammad Adminurlah yang sudah mendeklarasikan diri ikut bertarung.

PAN dengan soliditas kadernya menjadi modal untuk dapat mengusung figurnya sendiri. PAN juga sudah membangun komunikasi dengan PKS untuk membuat poros baru.

"Belajar dari pilkada sebelumnya, PKS  cenderung mengusung figur di luar petahana, bahkan mengorbitkan kader sendiri. PAN-PKS bisa saja berkoalisi. Kedua partai ini memiliki soliditas kader yang kuat dan bisa menjadi kekuatan baru di pilkada serentak 2020," ucap Didu.

Nama lain yang berpotensi mengejutkan, kata Didu, ialah Mori Hanafi dengan Partai Gerindra.

Mantan calon wakil gubernur NTB tersebut tidak asing di masyarakat Bima. Apalagi Mori dapat membuktikan menang di kandang pada Pemilihan Gubernur NTB lalu.

Didu menilai bukan tidak mungkin Mori menggandeng Muhammad Aminurlah yang mewakili Bima bagian Timur.

"Ini akan menjadi kekuatan yang dapat menggoyang petahana. Apalagi popularitas dan elektabilitas Mori merata di wilayah Bima," kata Didu.

Selain itu, Didu juga menaruh perhatian pada sosok muda yakni Raehan dari NasDem dan Hadi Santoso. Politisi dan pengusaha muda bisa mewakili representasi kelompok muda.

"Apalagi pemuda di Bima membutuhkan figur yang dapat memahami kebutuhan mereka," tambah Didu.

Didu menambahkan, peluang besar tak hanya dimiliki para calon dari jalur parpol, melainkan juga calon dari jalur independen.

Dia menilai, untuk memenangi pertarungan di Pilkada Kabupaten Bima, para kontestan sejatinya sudah harus mulai pergerakan sejak saat ini dengan membangun fondasi politik.

"Ini sangat penting untuk mulai bergerak mengingat waktu pelaksanaan pilkada sudah semakin dekat karena tahapan sendiri sudah mulai berjalan pada September nanti," ungkap Didu. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... M16 Dorong Pendatang Baru Lebih Agresif Jelang Pilkada


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler